Sumsel: Tragedi di OKU Selatan, Hanya Karena Rp 300 Ribu Seorang Pemuda Tega Aniaya Ayah dan Ibu Kandung

jejakkasus.co.id, OKU SELATAN – Masyarakat Kabupaten OKU Selatan dikejutkan oleh peristiwa tragis yang melibatkan seorang pemuda yang tega menganiaya kedua orang tua kandungnya hanya karena permintaan uang sebesar Rp 300 ribu tidak dikabulkan.

Akibat serangan brutal seorang pemuda tersebut, Sang Ayah meninggal di tempat, sementara sang Ibu kini sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Muaradua dan belum diketahui kondisinya.

Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui oleh seorang Saksi berinisial A pada Minggu (3/11/2024) sekitar pukul 06.00 WIB. Saksi, yang hendak mengembalikan Kunci Inggris yang dipinjamnya, tiba di rumah korban yang berada di Dusun II, Desa Pendagan, Kecamatan Muaradua. Setibanya di rumah tersebut, Saksi mendapati pintu rumah sudah terbuka dan memanggil korban, namun tidak mendapat jawaban.

Setelah masuk ke dalam rumah, Saksi terkejut melihat korban berinisial S (52) dalam keadaan bersimbah darah di ruang tamu. Dengan panik, Saksi A segera meminta bantuan warga sekitar. Warga bersama-sama kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian.

Saat petugas Kepolisian tiba di lokasi, mereka menemukan suami korban SP, yang juga dalam kondisi berlumuran darah dan telah meninggal dunia.

Kapolsek Muaradua Iptu Jaridin Simanjuntak, S.H., membenarkan adanya tindak kekerasan ini yang diduga dilakukan oleh Anak Kandung korban sendiri.

“Istri korban mengalami luka tusuk parah dan berlumuran darah. Setelah mendapatkan perawatan, korban mengaku, bahwa Pelaku penganiayaan adalah Anak Kandungnya sendiri,” ungkap Kapolsek.

Lebih lanjut Kapolsek menjelaskan, bahwa kejadian bermula ketika Pelaku meminta uang sebesar Rp 300 ribu kepada orang tuanya. Karena permintaannya tidak dipenuhi, Pelaku diduga menyerang dengan brutal sehingga Ayahnya tewas ditempat dan Ibunya terkapar serta mengalami luka serius dan saat ini masih mendapatkan pertolongan dari RS Muaradua.

Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan membuka kembali diskusi mengenai pentingnya kesejahteraan dan perhatian terhadap kesehatan mental dalam keluarga. (Ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *