Sumsel : Pujasuma Melalui Campursari Dan Tayuban Lestarikan Budaya Jawa

OGAN lLlR- JK. Kebudayaan Seni Jawa yang sudah turun temurun di uri-uri masyarakat Jawa yang ada di Sumatera diwujudkan dalam Paguyuban PUJASUMA (Putra Jawa Sumatera) perlu dilestarikan.

Seperti halnya Campursari dan Seni Tayub yang dipentaskan malam Minggu (25/10/2020) dalam rangka acara resepsi pernikahan warga Pujasuma, yang ber alamatkan di Jalan Sarjana RT.07 Desa Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir mengundang perhatian warga.

Kesenian Campursari dan Tayub bertujuan untuk menghibur para tamu undangan dan peggemar Seni Budaya Jawa. Dengan menggunakan aturan permainan kepada para tamu undangan diberikan penghormatan pengalungan Selendang atau pemberian Sampur dari panitia.

Bagi undangan yang mendapatkan Sampur atau Selendang, diharapkan dapat menari bersama biduan Campursari yang sudah dipersiapkan oleh panitia untuk berjoget bersama menggunakan iringan musik Gamelan berirama Gendhing Jawa dan lagu-lagu Campursari.

Karena situasi masih dalam masa pandemi Covid-19, ahli hajat mempercayakan kepada kepanitiaan didalam melayani para tamu undangan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Dan dihimbau pada para tamu undangan, penonton agar selalu waspada menjaga keamanan dan ketertiban masing-masing agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Seni Tayub yang digelar malam itu bernaung dalam suatu wadah Paguyuban PUJASUMA Wali Daerah Kabupaten Muara Enim, merupakan kesenian Campursari “SETYO LARAS” yang beralamatkan di Jln.Sekar Gading, Desa Karang Endah Selatan, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Adi Suranto selaku Ketua PUJASUMA Wali Daerah Kabupaten Muara Enim dan sekaligus sebagai pimpinan Seni Campursari Setyo Laras yang diwawancarai awak media Jejak Kasus mengatakan, “PUJASUMA ini merupakan bentuk Paguyuban orang Jawa Sumatera yang terorganisasi mempunyai visi-misi yang bersinergi dengan Pemerintah. Disamping itu juga merupakan wadah aspirasi masyarakat untuk menyalurkan pendapatnya kepada Pemerintah.

Dengan Pujasuma, warga bisa bersatu bergotong-royong membangun masyarakat, menyalurkan bakat seni, bidang perdagangan, pertanian, perkebunan dan Pemerintahan.

Harapannya dengan adanya Paguyuban Pujasuma bisa menjadikan masyarakat yang madani, sesuai dengan visi-misi Pujasuma “SEPI ING PAMRIH RAME ING NGGAWE”. (Dwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *