Sumsel: PPBI Cabang PALI Budidaya Anting Putri, Cocok untuk Bonsai

jejakkasus.co.id, PALI – Dari sekian jenis pohon-pohon yang ideal untuk Bonsai, Anting Putri (Wrightia religiosa sp) adalah salah satu pohon yang cocok. Namun, karena pohon ini berasal dari China, maka perlu dilakukan Budidaya untuk mendapatkan perbanyakannya.

Bahkan di Kawasan Bintan dan Pulau Batam sudah dilakukan Budidaya besar-besaran, meskipun bukan semata-mata untuk kepentingan Bonsai.

Pohon ini juga dikenal dengan nama Melati Anting, ada yang menamakan Santalia. Karakter Anting Putri memang sudah indah sejak awalnya.

Banyak Bonsai Anting Putri yang mengeluarkan Bunga-Bunga Putih mirip Melati yang menggantung indah dan bisa menjadi dominan dibanding Daunnya.

Bunga-Bunga berbau harum ini konon justru dibutuhkan untuk keperluan Sembahyang di Kuil dan Vihara. Mungkin itu sebabnya nama latinnya menggunakan kata religiosa.

Dan yang menarik, keindahan Anting Putri ini justru lebih terlihat manakala dibuat sebagai Bonsai ketimbang ditanam biasa sebagai penghias taman misalnya.

Di Negara asalnya malah digunakan sebagai tanaman pagar biasa. Kondisi keterbatasan dalam Pot Bonsai justru merangsang pertumbuhan bunga, sehingga menjadikannya indah dipandang.

Bagaimana cara melakukan perbanyakan?

“Gampang, cara apa saja bisa. Semua cara perbanyakan sudah saya lakukan,” tutur Mukhlis salah satu Anggota PPBI Cabang PALI kepada jejakkasus.co.id, Minggu (31/10/2021).

Menurut pengalamannya, Anting Putri dapat diperbanyak dengan Biji, Stek Batang, Stek Akar dan juga Cangkok.

“Tapi kalau untuk bahan Bonsai lebih ideal di Cangkok,” tambah Wakil Ketua PPBI Cabang PALI itu.

Dengan cara di Cangkok, maka sudah bisa didapatkan bakalan yang cukup besar, bisa dipilih batang yang sudah memiliki gerak dasar bagus.

Untuk mempercepat pertumbuhannya, Mukhlis menyarankan, hasil Cangkokan itu langsung ditanam di tanah sekaligus dapat dilakukan program Akar.

Sebagai pemain Bonsai Formula di Kabupaten PALI, Mukhlis merasa berkewajiban menumbuh-suburkan para penggemar Bonsai di kotanya. Apalagi posisinya sebagai Wakil Ketua PPBI Cabang PALI.

“Maka hasil Budidaya Anting Putri yang dimilikinya sering diberikan pada para sehobi itu,“ ujarnya disusul tawa.

Daunnya memang sudah kecil, dan manakala diprogram dengan baik akan sanggup mengecil lagi sampai ukuran beras. Pohon bisa digundul habis Daunnya, baru nanti akan tumbuh sendiri dalam ukuran yang lebih kecil dari semula.

Dengan adanya Pruning ini, memang pembagian makanan ke masing-masing Daun menjadi lebih sedikit. Namun Bonsai tetap sehat, karena asupan makanan yang teratur.

Mengenai sifat-sifatnya, Anting Putri dikenal sebagai tanaman yang rakus makanan. Jika kurang asupan makanan, termasuk air, pertumbuhan akan mandeg. Apalagi pertumbuhan perakarannya tergolong cepat.

Manakala ditanam di Pot, media yang digunakan cukup Pasir Malang ditambah Humus. Bisa digunakan Pupuk kimia, Dekastar misalnya, yang bersifat slow release, sehingga bisa bertahan enam bulan baru di Pupuk lagi.

“Jangan lupa, Pot harus berlubang bawahnya agar air tidak menggenang,” ujar lelaki asal PALI ini.

Soal penyakit, bisa diatasi. Biasanya Ulat, Belalang dan Semut atau Kutu Putih. Yang penting bagaimana menjaga kebersihan Bonsai, harus sering dibersihkan, di Semprot Air, disikat, dan diberikan Obat Anti Hama secara teratur. (Rosidi JK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *