PRABUMULIH- JK. Tim media Jejak Kasus sambangi proyek pembangunan Masjid Al-Munawaroh yang beralamat di jalan angkatan 45 Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur. Sabtu (25/7/2020).
Proyek pembangunan Masjid Al-Munawaroh menelan biaya senilai Rp 292.500.000 (dua ratus sembilan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) di laksanakan oleh CV Pradesa dari sumber dana APBD Kota Prabumulih TA 2020.
Diduga proyek pembangunan Masjid Al-Munawaroh banyak menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat setempat, pihak pengurus dan pelaksananya.
Masyarakat mengeluhkan banyaknya pekerjaan yang tidak sesuai dengan RAP fisik bangunan dengan apa yang diinginkan warga masyarakat sekitar Masjid tersebut. Diduga tidak ada ketransparanan dalam mengelola dan mekanisme kepengurusan Masjidnya.
Pahrudin seorang guru swasta yang mengajar di sekolah swasta Kota Prabumulih sebagai pengurus Masjid Al Munawaroh tersebut dan pihak pelaksana memusyawarahkan pekerjaan ini, namun tidak menemukan solusi dan dianggap pengambilan keputusanya secara sepihak, ungkap H. Suryadi.
Zainal Arifin mengatakan, saya warga yang sudah lama tinggal di wilayah ini mengharapkan Masjid dikerjakan dengan baik dan benar karena Masjid ini untuk dipakai selamanya sampai ke anak cucu, dan jika pengerjaannya Kokoh dan kuat, kami sangat senang, tapi justru di sayangkan dikerjakanya diduga asal-asalan yang membikin. Kami warga merasa kurang senang/kecewa.
Kami masyarakat menginginkan bangunan Masjid sesuai dengan RAP Pemerintah dan permintaan warga sekitar, agar lebih menghemat anggaran jika bangunan sesuai RAP yang ada, tapi ini bangunan diubah tidak sesuai dengan RAP. Apa lagi sampai menggunakan uang kas Masjid, ini yang saya kurang setuju, boleh-boleh saja menggunakan uang Masjid asal sesuai dengan RAP yang sudah ada, kami masyarakat tidak keberatan. Warga pernah diadakan musyawarah, namun masih tidak di gubris.
Pekerjaan ini pernah saya lihat dan saksikan sama pengamanan Masjid, dinding dalamnya yang retak seharusnya di bongkar dulu jangan langsung di tambah bata, ini yang membikin kami merasa takut jika roboh, karena yang sudah retak malah ditambahi beban yang berat.
Ini rumah Allah, maka ayo kita bangun sesuai dengan RAP yang sudah ada, jangan di rubah lagi, jujur, warga kami semua sangat kecewa dengan bangunan ini.
Andai ada ketransparanan, mungkin tidak menjadikan warga/masyarakat kecewa, pungkas H. Suryadi
Warga yang kami temui juga mengatakan sangat kecewa, karena bangunan tidak sesuai dengan RAP yang ada, kami warga hanya miris melihat Masjid kami, tapi semoga kedepanya jika ada perehaban lagi, harapan kami ini yang benar-benar baik dan transparan, sesuai dengan RAP yang ada. (Yus)