Sumsel : MZK Institute Gelar Diskusi Publik Angkat Tema “Mungkinkah Pelarangan Mudik Berpengaruh Terhadap Penyebaran Covid-19”

LAHAT- JK. Upaya Pemerintah dimasa pandemi, berusaha melakukan pemutusan tali mata rantai Covid-19, demi melindungi segenap rakyatnya akan keterjangkitan Virus Covid-19 terus berkelanjutan.

Salah satu usaha yang sekiranya akan mampu memberikan solusi, keluar dari pandemi Covid-19. Pemerintah berharap kepada masyarakat agar ikut andil, berperan aktif mendukung akselerasi penanganan Covid-19, jalani disiplin protokol kesehatan diaktivitas kesehariannya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Winer Negara Winer Clear And Clean dari Covid-19, terlepas dari lingkaran Covid-19 sangat diperlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

Terkait dengan Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.”

Membuat ketertarikan Institute Mediatama Zeine Kurtubi (MZK) menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Mungkinkah Potensi Mudik Berpengaruh Untuk Penyebaran Covid-19.”

Dengan mengundang 3 (tiga) Narasumber dari pakar keprofesian diantaranya, Rowin H. Mangkoes Subroto, MSAE Direktur Merpati Maitenance Fasility, dr. Joni Wahyudi Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Sutomo Surabaya dan Dr. Drs. Basa Alim Tualeka, M.Si., merupakan seorang dosen Universitas Kusuma Jaya. Diskusi publik ini juga dihadiri para wartawan dari 14 Provinsi.

Acara diskusi publik dilaksanakan pada hari ini, Rabu (28/04/2021) Via Meeting Zoom di buka pukul 20.00 WIB, ditutup pada pukul 22.00 WIB. Diskusi publik ini di pandu oleh Zhahira El-Kutubi sebagai pembawa acara dan sang inisiator penyelenggara diskusi publik Drs. Agung Santoso.

Dalam diskusi publik ini, ketiga Narasumber secara bergantian memberikan pandangan dampak dari penyebaran Covid-19.

Dikesempatan pertama, Rowin menyampaikan, dampak Covid-19 ini benar adanya, sangat berdampak, menyebabkan lesunya semua jenis usaha di sektor usaha, seperti jasa Transportasi, baik itu Darat, Udara dan Laut, jasa Perhotelan dan usaha lainnya.

Tapi kita harus berpijak pada kata Sabar, Ikhlas dan Yakin, karena dengan ini kita bisa menerima kenyataan dimasa pandemi Covid-19 ini, kata Rowin, sekali lagi ia mengatakan, kunci menghadapi pandemi ini adalah, “Sabar, Ikhlas dan Yakin (SIY),” ungkap Rowin.

Rowin melanjutkan, untuk memutus mata tali rantai ini, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, larangan tersebut merupakan untuk kepetingan bersama, betapa sangat penting kesehatan itu, maka dalam menangani pandemi Covid-19 ini bukan semata-mata tugas Pemerintah saja, tapi adalah tugas kita bersama sebagai warganegara Indonesia, salah satunya dengan mengikuti larangan Pemerintah untuk tidak mudik lebaran tahun 2021 ini.

Dikesempatan selanjutnya, Narasumber yang membidangi keilmuan medis dr. Joni Wahyudi yang merupakan Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya menyampaikan, begitu dahsyatnya penularan Covid-19 ini, kita harus belajar dari pengalaman yang sudah ada, dimana sebelumnya, pasca hari libur dan lebaran, kasus Covid-19 meningkat tajam, berdasarkan pengalaman ini saya yakin dengan adanya larangan mudik ini bisa menjadi salah satu cara pemutus mata rantai Covid-19, ujar Dr. Joni.

Pemerintah juga telah mensosialisasikan gerakan Nasional dengan menerapkan Prokes 5M disertai dengan memberikan secara gratis suntik Vaksinasi, sementara Vaksinasi sedang berjalan, karena melihat dari penyebaran Virus Covid-19 ini lewat melalui Hidung dan Mulut, maka sebaiknya alat yang tingkat keamanan 90% dapat memprotect diri kita dari penyebaran Virus ini, adalah dengan selalu menggunakan Masker, lanjutnya.

“Covid itu nyata dan terbukti, untuk itu mari kita secara bersama jadikan diri kita sebagai Duta pemutus rantai Covid-19,” ajak dr. Joni.

Dalam diskusi ini ada salah satu peserta bertanya, apakah dengan telah mendapatkan suntik Vaksin kita bisa terhindari terkena Covid-19? dr. Joni menjawab, dengan Vaksinasi kita bisa menjaga badan kita dari dalam tubuh kita, sementara penyebaran dari luar badan seperti dari Hidung dan Mulut harus dapat kita jaga juga, jadi Vaksinasi bukan merupakan 100% dianggap sebagai protect kekebalan tubuh kita dari Covid-19, ungkap dr. Joni.

Sebagai Narasumber terakhir, Dr. Drs. Basa Alim Tualeka menjelaskan tentang pelarangan mudik dan budaya, dalam pemaparannya, Dr. Basa menyampaikan, Mudik itu Indentik dengan berkumpul, jadi kalau kita mudik pasti kita berkumpul, dalam berkumpul kita tak bisa mengontrol Prokes, disinilah akan adanya celah penularan Covid-19, disisi lain budaya mudik ini adalah budaya mudik dari Negara lain ke Kampung halamannnya, dari Provinsi ke Kampung halaman, dari Kabupaten ke Kampung halamannya, dan dari Kota ke Kampung halamannya, jadi kalau budaya mudik tentu asal dari masyarakat berbeda-beda, tapi keduanya sangat rentan membawa Virus atau menyebarkan Covid-19, maka itu keputusan Pemerintah melarang mudik adalah keputusan tepat dan sangat relevan dimasa pandemi Covid-19 ini, ungkap Dr. Basa.

“Keputusan Pemerintah dalam pelarangan mudik tahun 2021 ini merupakan keputusan yang tepat, sudah begitu banyak pengorbanan kita dan derita yang kita alami selama masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Dr. Basa.

Dalam diskusi publik ini, hal yang menonjol dalam pertanyaan, kenapa mudik dilarang, sementara tempat wisata tetap dibuka?, tiga Narasumber menyatakan hal sama, antara mudik dan tempat wisata merupakan hal yang berbeda.

Seperti yang dijelaskan Dr. Basa, bahwa tempat mudik adalah masyarakat pengunjungnya homogen dari kalangan berbeda-beda, sedangkan mudik adalah masyarakat yang heterogen dalam satu wilayah, jadi kalau ditempat wisata pasti protokol kesehatan dilakukan dengan sangat ketat, sementara untuk mudik, Prokes tidak bisa dikontrol karena berkumpul dalam suasana kekeluargaan dalam satu wilayah, ungkapnya.

Diberbagai bidang usahapun dampak Covid-19 sangat dirasakan dan bahkan sampai ada yang tutup, ekonomipun saat ini dalam kondisi titik terendah, Rowin menyatakan, ini adalah cobaan bersama dan mari bersama jadikan diri kita sebagai pemutus rantai Covid-19, semoga dengan kebersamaan kita, pandemi Covid-19 cepat berakhir dan ekonomi kita harapkan dapat membaik, normal seperti biasanya, tutup Rowin dalam diskusi ini.

Di sesi akhir diskusi juga dr. Joni menyampaikan, mari kita bersama-sama menerapkan 5M dan mari kita ikut sukseskan Vaksinasi Covid-19, dengan cara ini kita bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, dan marilah kita mematuhi larangan mudik ini untuk kesehatan kita bersama, ajak dr. Joni.

Dikesempatan akhir diskusi, Dr. Basa menyampaikan dan mengajak peserta diskusi bersama-sama menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19, serta berpesan kepada para peserta diskusi untuk dapat mensosialisasikan larangan mudik dari Pemerintah melalui peran jurnalis demi kesehatan bersama menuju Indonesia terbebas dari belenggu Virus Covid-19, harap Dr. Basa. (Sofyan Arif/JK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *