jejakkasus.co.id, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini tengah menyoroti berbagai gejolak perekonomian di dunia, khususnya yang sedang terjadi di Tiongkok dan Amerika Serikat. Sebab, hal itu akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
Disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadir dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI dengan Menteri Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2021).
Rapat kerja tersebut beragendakan penyerahan Daftar Investarisasi Masalah (DIM) RUU tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).
Sri Mulyani Indrawati mengaku, saat ini dirinya tengah memantau dan mewaspadai dampak dari efek evergrande yang terlilit utang, tapering, hingga, utang Amerika Serikat (AS).
“Ini semuanya menjadi faktor yang harus kita terus waspadai, juga kemungkinan terjadinya tapering dari kebijakan moneter di Amerika Serikat,” ujarnya secara virtual, Rabu (29/9/2021) dilansir JawaPos.com.
Selain itu, dunia usaha global yang juga mulai pulih, sehingga membuat harga komoditas mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut disebabkan oleh krisis energi dibeberapa tempat.
“Kita melihat harga-harga dari Minyak, Oil dan Gas maupun Batubara melonjak luar biasa sangat tinggi,” tututnya.
Sri Mulyani mengaku, kenaikan harga komoditas itu memang memberikan dampak positif. Namun juga dapat memberikan konsekuensi terhadap postur APBN di tahun 2021 maupun 2022 mendatang.
“Kita melihat dan menjaga pemulihan ekonomi domestik kita tidak lengah terhadap perubahan Global yang begitu sangat dinamis,” pungkasnya. (Ratu-001)