Nasional : Jurnalis Bertahan Ditengah Pandemi, 5.800 Jurnalis Indonesia Akan Terlibat Sebagai Agen Perubahan Perangi Wabah Corona

JAKARTA- JK. Dalam webinar yang digelar SKK Migas-KKKS Kalimantan dan Sulawesi yang bertema Jurnalis Bertahan di Tengah Pandemi, 5.800 Jurnalis Indonesia akan terlibat sebagai Agen perubahan perangi wabah Corona. Kamis (10/9/2020).

Sebagai Agen Perubahan Memerangi Wabah Covid-19 yang akan melibatkan 5.800 Jurnalis Indonesia, hal itu dikatakan Suryo Pratomo yang dilansir dari JBN News.

Industri media adalah salah satu industri yang terpukul oleh pandemi Covid-19. Pendapatan dari Iklan yang menjadi tulang punggung industri media kian seret.

Bahkan, beberapa perusahaan media telah merumahkan karyawan mereka. Oleh sebab itu, kondisi tersebut perlu ditopang dengan keterlibatan Pemerintah.

Hal itu disampaikan anggota Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Suryo Pratomo dalam Webinar Media Academy bertajuk “Jurnalis Bertahan di Tengah Pandemi”, Kamis (10/9/2020).

Suryo Pratomo yang akrab disapa Tommy itu mengatakan, sedikitnya akan ada 5.800 Jurnalis di seluruh Indonesia yang akan terlibat bersama Satgas Penanganan Covid-19 guna memerangi wabah Corona.

“Ada 5.800 Wartawan di seluruh Indonesia yang akan terlibat. Tentu ada sesuatu yang bisa diberikan oleh Pemerintah, dalam hal ini Satgas, untuk membantu kehidupan Wartawan,” katanya.

Tommy juga menjelaskan, Satgas Covid-19 akan melibatkan Wartawan di berbagai Daerah tersebut sebagai Agen Perubahan Perilaku Masyarakat.

Program ini sekaligus akan membantu kehidupan Wartawan, utamanya yang terkena dampak pandemi Covid-19.

“Dalam konteks mencegah media itu gulung tikar,” imbuhnya.

Menurut Tommy, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 tengah mengusulkan anggaran kerjasama Satgas dengan media dan Wartawan sebagai Agen Perubahan Perilaku.

Wartawan Senior itu berharap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) segera menyetujui usulan anggaran program itu.

“Mudah-mudahan Kemenkeu bisa cepat menyetujui dan paling tidak ada nafas untuk bisa tetap bertahan. Dengan demikian ekonomi bisa bergerak dan industri media kembali ke kehidupan normal,” harap Tommy. (JK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *