Nasional: Jerman Berencana Investasi di Indonesia

jejakkasus.co.id, JAKARTA – Salah satu korporasi raksasa asal Jerman mengutarakan rencana berinvestasi di Indonesia, mereka tertarik membuat Pabrik bahan baku Baterai Mobil Listrik.

Perusahaan multinasional Jerman sekaligus produsen kimia terbesar di dunia BASF, menurut keterangan resmi pada akhir pekan lalu, telah bertemu langsung dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Bahlil Lahadalia di sela-sela kunjungan kerjanya di Frankfurt, Jerman.

Ketika itu, BASF memperdalam ketertarikan menanamkan modal di Indonesia untuk membangun Smelter atau pemurnian Hidrometalurgi Nikel dan Kobalt untuk dijadikan bahan baku Baterai kendaraan listrik.

BASF tidak akan sendirian. Eramet, Perusahaan Pertambangan dari Prancis, bakal mereka gandeng demi mewujudkan kompleks pengolahan Nikel-Kobalt sebagai salah satu material komponen kendaraan listrik.

Di dalamnya kelak ada Pabrik High-Pressure Acid Learning (HPAL) maupun Base Metal Refinery (BMR).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bertemu perwakilan BASF di Jerman

“Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus. Kami akan kawal terus sampai beres,” tegas Bahlil dalam pernyataan resmi Kementerian, Jumat (14/19/2921).

Menurut dia, minat BASF berinvestasi di Tanah Air sesuai dengan fokus pemerintah saat ini, yaitu hilirisasi industri.

Bahlil tak lupa meminta kepada BASF agar penanaman modal mereka tak setop di industri pemurnian Nikel, akan tetapi berlanjut sampai ke produk akhirnya, yakni Baterai Mobil maupun Motor Listrik.

Sebelumnya, sudah terdapat dua produsen Baterai Mobil Listrik besar yang berkomitmen berinvestasi di Indonesia. Ada CATL dari China serta LG dari Korea Selatan.

Lebih lanjut, Anggota Board of Executive Director BASF Markus Kamieth, di dalam pertemuan dengan Bahlil, menyampaikan rasa terima kasih atas komitmen Kementerian Investasi/BKPM yang memfasilitasi rencana investasi mereka.

Ia berharap, Pemerintah Indonesia dapat mendorong Kawasan Industri independen dalam penyediaan listrik secara proporsional yang berasal dari energi baru terbarukan.

Pabrik bahan baku Baterai Mobil Listrik BASF nantinya berlokasi di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Kapasitas produksinya sendiri berkisar di 42 ribu metric ton Nikel per tahun serta 5.000 metrik ton Kobalt per tahun.

Sejauh ini, Jerman masih menempati urutan ke-16 Negara dengan investasi terbanyak di Indonesia.

Total realisasi penanaman modal mereka sejak 2016 hingga Triwulan kedua 2021 berjumlah 1,14 miliar dollar AS.

Total proyek berjumlah 3.015. Tenaga kerja Indonesia yang terserap mencapai 35.492 orang secara akumulatif. (Ratu-001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *