Lampung: Seni Kaligrafi, Ekspresi Potensi Diri Dari Balik Jeruji

Foto: HN (53) saat membuat seni kaligrafi di Rutan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Senin (1/8/2022).


jejakkasus.co.id, TANGGAMUS – Menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), bukanlah halangan untuk mengekspresikan potensi diri. Meski hak kemerdekaan sedang dirampas, tidak membuat HN (53) seorang warga binaan pemasyarakatan yang sedang menjalani masa pidana 15 tahun penjara di Rutan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung untuk berpangku tangan.

Berbekal ilmu yang ia dapat selama menimba ilmu di pesantren sebelumnya, dirinya mengembangkan bakat seni melalui seni kaligrafi.

Seni kaligrafi yang dibuat HN ini menggunakan bahan dasar triplek multi dan cat minyak. Kaligrafi yang dibuat pun beraneka ragam mulai potongan ayat suci Alqur’an hingga nama orang.

Menurut Akhmad Sobirin Soleh selaku Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kota Agung, mengatakan bahwa HN adalah salah satu WBP yang aktif mengikuti pembinaan di Rutan Kota Agung dibawah bimbingan Kasubsi Pelayanan Tahanan, Prameswari, HN diberikan pembinaan keagamaan dan kesenian.

Alhamdulillah, dengan menggunakan pendekatan pembinaan yang memanusiakan manusia, HN bisa kembali bangkit dari keterpurukan dan menjadi warga binaan yang aktif dan produktif,” terang Sobirin kepada jejakkasus.co.id, di Rutan Kota Agung, Senin (1/8/2022).

Saat ini, HN sudah menghasilkan puluhan karya kaligrafi berbagai ukuran meski dengan bahan sederhana. HN tetap bisa memadukan sapuan kuas dan cat menjadi harmoni warna yang indah.

“Kami sedang mengupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki HN agar lebih baik lagi. Namun kami terkendala dengan minimnya peralatan dan biaya produksi, karena memang rutan tidak memiliki alokasi anggaran untuk bidang pembinaan keterampilan. Jadi bahan-bahan yang digunakan HN, berasal dari sumbangan donatur dan petugas,” jelas Prameswari.

Hal senada juga disampaikan Sobirin, menurutnya kendala yang dihadapi warga binaan dalam berkarya selain sarana dan prasarana adalah pemasaran.

Sobirin juga berharap ada pihak ketiga yang bisa menjalin kerjasama di bidang pembinaan keterampilan bagi warga binaannya.

“Kami punya sumber daya manusia yang potensial, jika ini mendapat pembinaan yang lebih intensif dan dikembangkan lagi, bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi,” tutup Sobirin. (HTM)

Editor:Fauzy
Copyright ©: Jejak Kasus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *