LAMPUNG BARAT- JK. Tinggal di rumah tua tanpa sanak saudara, seorang nenek-nenek berstatus janda bernama Maimunah (72) diduga luput dari perhatian Pemerintah, terutama Pemerintah Desa Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Selain hidup di garis kemiskinan, nenek Maimunah (72) juga hidup sebatang kara tanpa sanak keluarga.
melihat kehidupan yang miris, nenek Maimunah (72) seorang janda tua, warga Dusun Relita Jaya, Desa Tanjung Raya ini diduga, hingga saat ini belum satu pun Program Pemerintah untuk orang miskin yang menyentuhnya.
Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bahkan baru-baru ini Program BLT Dana Desa (DD) yang digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.
Kepada awak media Jejak Kasus Maimunah (72) menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari nenek Maimunah harus bekerja sebagai tenaga upahan, itu pun bila ada tetangga yang membutuhkan tenaga rentanya.
Terkadang berhari-hari tidak bekerja, bahkan dalam beberapa bulan ini, nenek Maimunah sudah dalam keadaan sakit-sakitan, hingga hari ini Maimunah hanya terbaring ditempat tidur.
Anehnya lagi, Janda tua yang sudah sakit-sakitan itu, dianggap tidak termasuk warga yang berhak atas bantuan tersebut.
“Pemerintah Desa sudah mendata dan meminta foto kopi KK dan KTP saya, sudah saya kasih, tetapi saya tidak masuk data yang berhak menerima,”ungkapnya.
Harapan nenek Maimunah cukup realistis, karena saat ini ia sudah sakit-sakitan. Karenanya ia berharap dana itu, jika nenek Maimunah mendapatkannya, bisa digunakan untuk berobat.
“Untuk makan saya suka dikasih sama saudara. Tadinya mau sekali untuk berobat. Tapi ternyata sampai sekarang saya tidak menerima undangan atau pun salah satu Pemerintah Desa/Pekon datang mengantar bantuan BLT DD,” ucap nenek Maimunah lirih kepada awak media Jejak Kasus, Minggu (24/5/2020).
Sehari-harinya, janda tua yang tinggal di sebuah rumah sebatang kara tersebut, tidak ada aktivitas berarti. Ia hanya diam dalam rumah dan terbaring, karena kondisi kesehatannya tidak menunjang (tidak bisa berjalan).
Kesehatannya dari hari ke hari terus menurun. Wajar jika nenek Maimunah berharap bisa mendapat BLT DD untuk berobat. Apalagi, Kartu Jamkesda atau Jamkesmas-pun ia tak punya.
“Saya dari dulu nggak pernah dapat bantuan apapun dari Pemerintah, bahkan Jamkesmas atau Jamkesda pun saya nggak punya dan sekarang saya nggak kebagian BLT DD,” imbuhnya.
Nenek Maimunah yang sudah menjanda sekitar puluhan tahun itu hanya bisa menelan ludah getir melihat beberapa orang yang mendapat BLT dan diantar langsung oleh Pemerintah Desa/Pekon ke rumah penerima.
Sementara, akunya, ia yang seharusnya lebih memiliki hak, tidak masuk data.
“Saya pasrah saja, tapi saya suka sakit kalau ngeliat tetangga yang punya suami dan rumahnya bagus dapat BLT, saya memohon dengan sangat kepada Pemerintah untuk memperhatikan rakyat yang benar-benar membutuhkan, tuturnya dengan suara parau dan mata berkaca-kaca.
BLT sangat berarti bagi warga miskin seperti nenek Maimunah, karena sekarang dirinya sedang megalami sakit yang lumayan parah, bahkan untuk melangkah keluar dari rumah dan untuk mandi saja butuh orang untuk menuntunnya.
Nenek Maimunah pun meminta dan memohon kepada Pemerintah terkait, untuk segerah menindak lanjuti permasalahan ini, agar bantuan tersebut betul-betul tepat sasaran.
Terpisah, Peratin Pekon/Kepala Desa Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat Budiyono, saat ditemui di kediamannya tidak ada, dan kami coba hubungi melalui telpon seluler tidak aktif. (bg’one)