PESAWARAN- JK. Carut marut yang terjadi di Desa Tanjung Kerta, Kecamatan Waykhilau, Kabupaten Pesawaran dalam pendataan dan penetapan BLT-DD membuat gundah para warga. Sabtu (19/03/2021).
Asfari Fatah warga Desa Tanjung Kerta yang juga sebagai Ketua LSM BPPI Provinsi Lampung angkat bicara terkait carut marutnya permasalahan di Desa Tanjung Kerta sebagai tempat tinggalnya.
Pendataan dan Penetapan penerima BLT-DD diduga tidak tepat sasaran dan tebang pilih, karena masih banyak warga yang layak mendapatkan, namun tidak mendapatkan, tapi yang terlihat mampu malah menerima.
Penetapan penerima BLT-DD yang dilakukan Aparatur Desa yang dipimpin oleh Sekdes dan Kasie Pemerintahan diduga ada permainan Kades yang berperan bermain dibelakang layar, karena saat Pendataan dan Penetapan penerima BLT-DD, Kepala Desa serta Ketua BPD tidak hadir, seharusnya dihadiri oleh Kepala Desa dan Ketua BPD, namun yang terjadi seperti ini, jelas Asfari.
Asfari pun menjelaskan kembali, saya diam bukan tidak tahu, saya pura-pura tidak tahu apa yang terjadi di Desa saya ini, selama kepemimpinan Kepala Desa Azhari Siha, dan masalah anggaran Dana Desa pun dari tahun 2017 akan saya pertanyakan.
Saya sangat kecewa, karena dalam musyawarah Pendataan serta Penetapan penerima BLT-DD tidak melibatkan para Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama dan masyarakat pun merasa tidak dihargai, ungkapnya.
Senada, kekecewaan yang sama diungkapkan oleh salah satu Kadus (Kepala Dusun) yang enggan di sebutkan namanya, merasa kecewa dengan kejadian seperti ini, setiap ada Pendataan selalu dadakan, dan kenapa ditetapkan oleh Perangkat Desa saja, tanpa melibatkan Tokoh-Tokoh dan masyarakat.
Dengan adanya kejadian ini, Asfari mengatakan, “saya akan kawal permasalahan ini ke pihak yang berwenang untuk meminta keadilan”. Tegasnya. (Muzakkir)