Kepulauan Babel: Walikota Maulan Aklil Menguraikan Sejarah Singkat Terbentuknya Kota Pangkalpinang

jejakkasus.co.id, PANGKALPINANG – Sidang Paripurna Istimewa Kesatu Masa Persidangan 1 Tahun 2021 DPRD Kota Pangkalpinang dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Pangkalpinang ke-264, bertempat di Ruang Sidang Paripurna DPRD kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Jumat (17/09/2021).

Dalam Pidatonya, Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil menguraikan sejarah singkat terbentuknya Kota Pangkalpinang dari masa Kesultanan Darussalam 17 September 1757 dan harapan Walikota untuk kemajuan Kota Pangkalpinang yang akan datang.

Pangkalpinang, didirikan oleh Sultan Kesultanan Palembang Darussalam pada tanggal 17 September 1757, bertujuan untuk kepentingan ekonomis, politis, dan kepentingan sosial budaya.

Dalam konteks ekonomis, Pangkal berfungsi berbagai tempat pertemuan berbagai aktivitas perekonomian dan lambat laun membentuk Daerah Pusat Kegiatan, Pusat Pasar dan Pusat Perdagangan.

Pangkal juga dalam konteks ekonomi
berfungsi sebagai Pelabuhan pendukung (feeder point).

Oleh sebab itu, kita terus berupaya agar geliat perekonomian dan investasi di Pangkalpinang terus maju dan berkembang, walaupun di satu sisi, kita harus bergelut dengan upaya mengatasi Pandemi Covid 19, dan sangat beralasan tema yang kita usung pada peringatan hari Jadi Pangkalpinang Tahun ini adalah “SEHAT, SENYUM, HERD IMMUNITY.

Kita berupaya agar ekonomi masyarakat tetap tumbuh dan berkembang serta kesehatan masyarakat akan terjaga dengan baik.

Dalam konteks Politis, Pangkal berfungsi sebagai tempat kedudukan
Demang yang diangkat langsung oleh Sultan.

Dalam konteks kekinian, secara Politis kita harus lebih menata Pangkalpinang yang dalam tradisi sejarah Politik dan pemerintahan adalah sebagai Pusat Politik dan pemerintahan serta sebagai Ibukota Pulau Bangka dan Bangka Belitung dari zaman ke zaman.

Penataan Pangkalpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah satu keniscayaan agar Ibukota Provinsi dapat maju sejajar dengan Ibukota-ibukota Provinsi lainnya di Indonesia.

Penataan kota disamping mempercantik tampilan kota juga memberikan kenyamanan dan berbagai fasilitas pendukung bagi masyarakat dan tamu yang datang ke Pangkalpinang.

Sebagai kota bersejarah penataan kota harus bermarwah dilakukan dengan membangun Taman Kota berbasis budaya dan pengembangan Kawasan Pusaka bersejarah civic centre dengan mengadaptasi berbagai bangunan bersejarah sebagai penanda kota serta mengembangkan dan memanfaatkannya dengan perpaduan antara fungsi heritage dan ekonomi pariwisata.

Untuk Penataan kota disamping mempercantik tampilan kota dan memberikan kenyamanan dan membangun berbagai fasilitas pendukung bagi masyarakat dan tamu yang datang, kota juga harus menampilkan semangat peradaban yang religius,” tutur Walikota dalam sambutannya.

Dalam kesempatannya, Walikota berharap di tahun ke-264 hari jadinya Kota Pangkalpinang ini, konsep Masjid Kuba Timah yang sudah dirancang oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang bisa segera terealisasi.

“Saat ini kita sedang merencanakan pembangunan fasilitas ibadah bagi
masyarakat yaitu dengan membangun Masjid Agung Pangkalpinang
dengan konsep Masjid berarsitektur Kubah Timah, untuk itu dukungan dan
doa dari DPRD dan seluruh komponen masyarakat Pangkalpinang sangat
diharapkan,” harapnya.

Walikota melanjutkan, “dalam konteks sosial budaya, pangkal sebagai pusat pertemuan dua basis kebudayaan di Pulau Bangka, kemudian berkembang menjadi kampung (native village) dan kampung besar (big village) yang melahirkan kelompok-kelompok sosial dengan aktivitas sosial berupa interrelation dan social interaction antar warganya.

Karakteristik interrelation dan social
interaction kemudian terwujud ke dalam bentuk fisik (tangible) dan non fisik (intangible) yang membentuk Pangkalpinang.

Secara filosofis merujuk pada pengertian kota secara leksikografis, sebenarnya Pangkalpinang yang didirikan pada tanggal 17 September 1757 Sudah menunjukkan ciri pada pengertian kota sebagai pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi, pusat kebudayaan dan pusat peradaban apalagi dalam peta-peta lama bangsa asing kulit putih disebutkan Stockade of Pangkalpinang yang berarti Kota Pangkalpinang.

Secara sosial budaya tantangan terberat pembangunan sosial budaya masyarakat Kota Pangkalpinang adalah membangun mentalitas masyarakat perkotaan menjadi perkotaan yang berbudaya.

Kita bersyukur, saat ini kota kita sudah menjadi kota yang ramah anak, fasilitas space public area juga mulai kita tata, sehingga kota ini menjadi kota yang ramah bagi siapa saja sesuai dengan visinya sebagai Kota Beribu Senyuman.

Memperingati Hari Jadi satu kota secara esensial adalah mempelajari
perkembangan suatu wilayah geografis dari satu masa ke masa berikutnya dalam lintasan historisitas, agar kita memiliki eskatologi untuk berbuat dan bertindak lebih maju lagi dalam penataan dan pengembangan suatu wilayah geografis.

Dimensi ruang waktu (time) dan dimensi ruang tempat kewilayahan (space) dapat dipelajari dari sejarah perkembangan struktur tata ruang dan konsentris tempat tinggal masyarakatnya.

Entitas penduduk yang menempati wilayah Pangkalpinang pada awalnya terletak pada pangkal atau pengkal pengumpul Timah dengan Parit-parit Timahnya dan disekitar Sungai Pangkalpinang.

Pada masa Hindia Belanda wilayah Pangkalpinang semakin meluas terdiri dari under distrik Mendobarat, Mendotimur, Boekit dan Gerunggang.

Menelisik wilayah geografis distrik
Pangkalpinang pada pertengahan abad 19 Masehi, masa Hindia Belanda
menunjukkan, bahwa wilayah distrik Pangkalpinang cukup luas dan sangat
representatif serta strategis sebagai satu distrik di Pulau Bangka, yang
kemudian berkembang menjadi Ibukota Keresidenan Bangka Belitung.

Struktur tata ruang dan konsentris tempat tinggal masyarakat Pangkalpinang setelah masa kemerdekaan semakin menyebar dan meluas sesuai dengan pusat-pusat konsentris di atas.

Keberadaan kampung-kampung dan konsentris tempat tinggal masyarakat Pangkalpinang terus berkembang dan berproses hingga saat ini sesuai dinamika perkembangan dan pertumbuhan masyarakat, perkembangan ekonomi, politik, sosial  hingga terbentuknya Kota Pangkalpinang seperti sekarang ini.

Ruang wilayah dan konsentris masyarakat Pangkalpinang saat ini telah
berkembang, bahkan melampaui batas wilayah administratif Pangkalpinang
dan merambah pada kawasan-kawasan ruang terbuka hijau, lahan konservasi, bahkan meluas pada wilayah rawa-rawa dan resapan air sehingga saat ini menjadi permasalahan kota.

Permasalahan terjadi karena ruang wilayah administratif yang tidak elastis.

Inilah sekelumit rekaman sejarah tentang perkembangan tata ruang
wilayah geografis dan konsentris masyarakat Pangkalpinang, karena
hakekatnya, pembangunan kota adalah pembangunan ruang wilayah dan
pembangunan masyarakat.

Melalui penggalan-penggalan sejarah di atas diharapkan dapat menumbuhkan pesona perlawatan, inspirasi dan edukasi, bahwa kota dan lingkungan tempat hidup, tempat tinggai serta tempat kita berinteraksi antar sesama merupakan kawasan yang penuh dengan jejak peristiwa sejarah.

Dengan mengetahui dan mempelajari jejak rekam sejarah diharapkan tumbuh pemahaman terhadap perkembangan Pangkalpinang dari satu tahapan ke tahapan berikutnya.

Memahami dengan baik filosofi kota, akan membawa kita kepada tindakan yang bijaksana terhadap perencanaan pembangunan dan pengembangan kota, sebab melalui sejarah dapat ditelusuri karakteristik fisik, sosial, ekonomi dan budaya sebuah kota.

Memahami Kota Pangkalpinang tidaklah cukup dengan melihat dan mempelajari suatu kawasan yang masuk dalam tata ruang wilayah administratif pemerintahan saja, akan tetapi Pangkalpinang haruslah dilihat dan dipelajari secara menyeluruh dan komprehensif.

Kita akan dapat lebih mudah menata kota ini secara lebih tepat, arif dan
bijaksana kalau kita mengetahui dan memahami historis, filosofis dan
karakteristik Pangkalpinang secara keseluruhan.

Atas landasan historis filosofis dan karakteristik inilah, Pangkaipinang harus kita bangun.

Untuk mewujudkan Pangkalpinang yang lebih maju, telah disusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Pangkalpinang (RPJMD
Tahun 2018-2023).

Pelaksanaan RPJMD saat ini memasuki tahun ketiga pelaksanaannya. Pandemi Global Covid 19 sedikit menghambat laju pembangunan Kota Pangkalpinang.

Memasuki tatanan SEHAT, SENYUM,
HERD IMMUNITY kita tidak boleh lengah karena ekonomi masyarakat
harus tetap tumbuh dan kesehatan warga masyarakat juga harus terjaga.

Prioritas pembangunan yang dititikberatkan pada tujuh prioritas program pembangunan. Pembanguan harus kita selesaikan, yaitu; Peningkatan Infrastruktur Publik serta Optimalisasi Penataan Ruang Wilayah,
Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Sumber Daya
Daerah, Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dalam Percepatan
Reformasi Birokrasi, Pengembangan dan Penguatan Potensi Ekonomi
Sektor-sektor Unggulan, Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kesehatan
dan Pengarusutamaan Gender, Peningkatan Daya Saing dan Pelestarian
Seni Budaya Daerah, Optimalisasi Penanggulangan dan Mitigasi
Bencana serta Pemantapan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban.

Melalui kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh pimpinan dan anggota DPR, rekan-rekan Forkopimda, pimpinan Parpol, Tokoh Agama, Tokoh-tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda pimpinan Organisasi kemasyarakatan,
rekan-rekan media massa serta seluruh masyarakat Pangkalpinang yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelenggaraan tugas
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sejak kami resmi dilantik pada tanggal 15 November 2018 hingga sekarang.

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-264 Pangkalpinang.

Mudah-mudahan kota yang
kita cintai ini dapat berkembang, terus maju dengan berbagai fasilitas
pelayanan masyarakat.

Mari kita wujudkan kemajuan menuju masa depan Pangkalpinang yang gemilang, yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat Unggul, dan Makmur, Nyaman, SENYUM, Sejahtera, yang
Pangkalpinang Pangkal Kemenangan, tempat mengabdi menuju kejayaan,
hanya ini sambutan yang saya sampaikan, sebagai tanda terima kasih dan penghormatan. (FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *