PANGKAL PINANG- JK. Kota Pangkalpinang, Prov. Kep. Bangka Belitung berada saat ini pada titik Zona Merah, Zona tertinggi pada penyebaran pandemi Virus Covid-19, masyarakat Pangkalpinang diharapkan untuk tidak panik.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bangka Belitung dr. Adi Sucipto, SpB., menyebut bahwa, terkait itu saat ini pointnya adalah terjadinya Eskalasi di seluruh Daerah.
Dan menurutnya, seperti Jawa dan Bali kata dia, itu tidak usah ditanyakan lagi, dan sekarang di luar Pulau Jawa dan Bali semua itu sudah terjadi. Artinya, sekarang yang pertama kali patokannya adalah Pusat yaitu Gugus Tugasnya.
Disini disampaikannya, kalau bisa sekarang ini kondisi ekonomi dan kesehatan berjalan bersamaan (beriringan), namun kasarnya jika terjadi Lockdown ataupun PSPB pasti banyak yang merasa dirugikan.
“Jadi menurut saya, kita harus bekerjasama, artinya kami dari pihak Tenaga Kesehatan (Nakes), baik itu dokter, perawat, intinya adalah siap 24 jam. Rumah Sakit siap untuk orang pasien sakit,” ucapnya.
Dia mengatakan, memang kondisi akhir-akhir ini di Rumah Sakit penuh dan selalu full. Ini menjadi catatan untuk masyarakat. Supaya jangan tertular, maka patuhi protokol kesehatan dan yang pasti jangan sampai berkerumunan dan sebagainya.
“Kalau bisa yang sehat ini jangan sampai sakit,” sebutnya.
Selain itu, kata dr. Adi terkait dengan perekonomian, itu harus tetap berjalan bersamaan seperti UMKM ataupun pengusaha yang mata pencahariannya dengan berjualan. Namun kata dia, ini harus dibatasi.
“Pembatasan tersebut yang pertama adalah seperti kedatangan pengunjung tempat usaha harus dibatasi ataupun dikurangi. Kedua kesadaran masyarakat, karena masyarakat sudah tahu aturannya dan ini tidak bisa hanya Tenaga Kesehatan (Nakes), semuanya harus terlibat dan apalagi di Daerah-Daerah,” jelasnya.
Lanjut, kata dr. Adi, walaupun sedang dilanda wabah Virus Covid, ini semua bisa berjalan berbarengan dengan ekonomi, namun harus ada kesepakatan artinya para pemilik usaha juga harus mengerti kondisi.
“Kita harapkan kepada pemilik usaha jika instruksinya tutup jam sekian harus tutup. Jadi intinya harus mengerti sama-sama. Jika Virus ini sudah meluas yang rugi tentu pemilik usaha,” katanya.
‘Ini butuh kerjasama, baik itu dari pihak pengusaha, UMKM maupun usaha-usaha yang lain. Dan kita dari pihak kesehatan apalagi dari rekan-rekan wartawan juga bisa memberikan imbauan peringatan terkait Virus Covid. Jadi jika semua tertib dan ikuti aturan, semuanya bisa berjalan berbarengan dan kita harap angka Covid tidak bertambah,” sambungnya.
Untuk sekarang, semua masyarakat pasti paham, Virus Covid-19 saat ini dimana-mana ada, begitu juga belakangan ini pasien Covid sudah banyak yang meninggal.
Oleh sebab itu, kata dr. Adi, pihaknya dari Rumah Sakit ataupun dari IDI kalau bisa diberhentikan untuk angka kematian tersebut dan jangan ada lagi yang terkontaminasi Covid-19.
“Ini caranya tentu saja sehat, jangan sampai sakit dan yang sakit segera bawa ke Rumah Sakit dan diharapkan mereka sembuh,” kata dr. Adi.
Dia kembali mengatakan bahwa, Covid-19 merupakan wabah, bukannya aib yang harus disembunyikan. Dan ini menurutnya perlu transparan dan keterbukaan.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang, karena jika mereka panik makin bertambah berat dan makin stres. Jadi terkait hal ini tidak perlu disembunyikan, apakah itu Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota maupun Pejabat lainnya.
“Terpenting dalam hal ini etika bagaimana cara penyampaiannya. Dengan keterbukaan mempermudah mencegah supaya sampai keakar- akarnya dan tidak sulit mengatasinya,” tuturnya.
Lebih lanjut kata dr. Adi, berdasarkan hasil rapat, pihak Rumah Sakit diseluruh Bangka Belitung bahwa, Rumah Sakit tersebut sesuai dengan standar Kemenkes. Dan itu kata dia, Rumah Sakit di Bangka Belitung punya layanan yang standar dan layak sesuai dengan Kemenkes.
“Disini saya imbau kepada seluruh Rumah Sakit di Babel, tidak boleh menolak pasien yang datang, terutama pasien yang terkontaminasi Covid berat maupun sedang,’ imbuhnya.
Ditempat terpisah, Direktur RSUD Depati Hamzah dr. M. Fauzan saat dikonfirmasi juga mengimbau terutama kepada pemilik usaha baik itu Rumah Makan, Hotel dan sebagainya agar membatasi jumlah pengunjung.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa, kenaikan angka kasus Covid-19 yang meningkat saat ini terjadi bukan hanya di Pulau Bangka melainkan terjadi diseluruh wilayah Indonesia.
Dan saat ini pihaknya diminta oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menambah layanan 30 hingga 35 persen dari total jumlah tempat tidur pasien penanganan Covid-19.
Terkait itu, pihaknya dari RSUD Depati Hamzah melakukan penambahan 14 ruangan isolasi dengan total keseluruhan 31 ruangan. Sama halnya dengan RSBT yang sudah menambah dari 8 sampai dengan 26 tempat tidur.
Apalagi, kata dr. M. Fauzan, dengan dibukanya Rumah Sakit Darurat oleh RSUP Provinsi Babel, dengan pihaknya mempersiapkan 100 tempat tidur. Ditambah oleh Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang yang sudah membuka kembali layanan untuk di LPMP Provinsi Babel terkait dengan paisen yang tidak bergejala.
“Intinya, masyarakat tidak perlu panik. Kita dari tim Tenaga Kesehatan sudah mempersiapkan diri dengan terjadinya Eskalasi seperti ini, pungkas dr. M. Fauzan. (Fajri)