Kepulauan Babel: Ketua Pansus : Arsitektur Bangunan Berciri Khas Serumpun Sebalai Merupakan Akulturasi Budaya

jejakkasus.co.id, PANGKALPINANG – Ketua Pansus (Panitia Khusus) mengatakan, bahwa Arsitektur Bangunan Berciri Khas Serumpun Sebalai Merupakan Akulturasi Budaya.

Oleh karena itu, Tim Pansus Ranperda Arsitektur Bangunan Berciri Khas Serumpun Sebalai kembali melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi dan Pangkalpinang, Senin (06/09/2021) guna mendapatkan lebih banyak informasi dan masukan sebelum Ranperda ini mencapai tahapan final pada akhir September mendatang.

Bertempat di ruang rapat Pansus DPRD, Mansah, S.Th.I., selaku Ketua Tim Pansus Ranperda Arsitektur, dalam prolognya ketika membuka pertemuan memaparkan, bahwa beragam bentuk diskusi dengan sejumlah Lembaga seperti LAM, Tokoh Masyarakat, peneliti, sejarawan maupun pemerhati adat istiadat dan budaya hingga peninjauan lapangan telah di tempuh oleh Timnya agar mendapatkan data-data yang diperlukan guna di akomodir ke dalam Ranperda.

Oleh sebabnya, kata Mansah, diharapkan Perda ini nantinya tidak hanya akan memunculkan budaya Melayu semata, melainkan juga diubah menjadi berciri khas Serumpun Sebalai.

“Karena Serumpun Sebalai adalah rumah buat budaya di Babel. Jadi akan kita akamodir semuanya, baik Melayunya, Cinanya dan peninggalan Eropanya serta penggabungan dari ketiganya,” kata Mansah.

Lebih lanjut Politisi asal partai Nasdem ini menjelaskan tentang ciri arsitektur di Babel yang sangat menarik dan akulturatif.

Menurut Ia dan Timnya, Babel kaya akan nuansa budaya. Memiliki empat perpaduan alkuturasi budaya meliputi Melayu, Eropa, China dan Indies atau penggabungan dari tiga akulturasi tersebut.

“Memang sebagian besar Melayu, tapi mempengaruhi arsitektur ini tidak hanya Melayu saja. Ini ada di naskah akedemik.” Jelasnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, salah satu anggota Pansus Ferdiansyah, mengusulkan agar ikut di masukkan Ornamen Tanduk dan Kepala Rusa ke dalam Ranperda tersebut.

“Saya masih ingat, jika dulu di rumah-rumah warga itu masih banyak di temui Tanduk maupun Kepala Rusa sebagai penghias.” Ungkap Ferdiansyah.

Sementara itu, Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc, berbicara mewakili LAM, mengingatkan agar semua pihak untuk tidak perlu terburu-buru agar Perda yang dihasilkan berkualitas.

“Jangan terburu-buru, tetapi juga jangan terlalu lama. Sehingga Perda yang dihasilkan berkualitas,” ujarnya. (FR)

(Publikasi Set.Dprd Babel @2021).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *