Sumsel: Kembali Menelan Korban, Ketua DPC Organda Muara Enim Kecam Mobil Angkutan Batubara yang Tak Ikuti Aturan

jejakkasus.co.id, MUARA ENIM – Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) M. Ali Parizi, S.T., mengecam keras atas peristiwa kecelakaan hingga menyebabkan satu pengendara roda dua tewas di tempat yang mana korban mengendarai motor jenis vino dengan Nomor Polisi, BG 2852 DFJ, pada Selasa (11/06/2024).

Pasalnya, armada angkutan Batubara melintas tidak mematuhi jam kesepakatan beroperasi sehingga menghilangkan nyawa seseorang.

M. Ali Parizi, S.T., berharap kepada pihak perusahaan manapun yang melintasi jalan raya agar mematuhi jam yang sudah ditentukan

“Dan juga kami berharap kepada pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan tegas demi keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Kecelakaan tersebut menyebabkan pengendara roda dua tewas di tempat, tepatnya di desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim.

Berdasarkan informasi yang didapat, bahwa korban tewas atas nama Rama Dhoni Sugryanaldo, sesuai dengan identitas yang ditemukan sebuah SIM BII Umum yang berceceran dijalan dan korban disebut-sebut merupakan warga Kelurahan Muara Enim dengan tujuan ke arah Tanjung Enim.

Sementara, adanya kecelakaan dengan tewasnya korban di tempat, diduga korban tersenggol truk batubara yang tengah terparkir hingga nyaris menutupi jalan umum. Saat kejadian aktivitas warga pengguna jalan sangat padat.

Atas peristiwa tersebut, korban yang tewas dengan luka parah di kepala hingga langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat serta pihak Polsek Lawang Kidul, Polres Muara Enim telah mengamankan kendaraan mobil angkutan batubara jenis Hungyan dengan Nomor Polisi BM 9647 NU.

Peristiwa ini tentunya mendapat beragam komentar serta kritikan maupun kecaman datang dari warga yang mendapati kejadian serupa saat itu dan kini kembali terjadi lagi.

Warga masyarakat hawatir dan harus sampai kapan serta siapa lagi yang akan menjadi korban selanjutnya akibat maraknya angkutan batu bara yang melintasi dijalan umum dan bukan dijalan khusus tersebut.

“Padahal saat itu sudah ada kesepakatan waktu, dan justru truk batubara masih tidak mengenal jam dan salah melintas. Buktinya korban kecelakaan akibat truk bara hingga tewas terjadi lagi,” ungkap warga setempat.

Pewarta: Agus PS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *