KalSel : Siaga Covid-19, Pemkot Banjarmasin Pastikan Ketersediaan Pangan Aman

BANJARMASIN- JK. Menghadapi situasi siaga darurat Covid-19 dan menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H, Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar rapat TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) guna memastikan ketersediaan bahan baku dan bahan logistik di Kota Banjarmasin aman untuk beberapa waktu mendatang.

Walikota Banjarmasin, H. Ibnu Sina mengungkapkan kegiatan rapat pada hari ini untuk mengantasipasi stok pangan di Kota Banjarmasin serta memastikan jalur distribusi berjalan dengan lancar.

“Situasi ini sebenarnya biasanya berlangsung saat menjelang bulan puasa atau lebaran, tetapi karena Covid-19 ini, akhirnya kita harus mengantisipasi lebih dini agar jangan sampai mengalami kelangkaan pangan,” ujarnya.

“Rapat ini juga mengantisipasi kepanikan masyarakat terhadap Covid-19 yang bisa berakibat pada penimbunan maupun penumpukan stok pangan,” bebernya.

Menurut H. Ibnu Sina, Inflasi Kota Banjarmasin memang sudah saatnya dikendalikan, apalagi dari Bank Indonesia juga sudah mewanti-wanti agar inflasi jangan sampai lepas dari kendali Pemerintah Kota Banjarmasin.

“Pasokan aman, himbauan untuk tidak menimbun juga terus disosialisasikan, distribusi jalur darat, laut maupun udara juga aman, KSOP juga sudah menjamin itu,” terangnya.

H. Ibnu Sina membeberkan, secara keseluruhan stok pangan aman semua, meskipun saat ini terjadi kelangkaan pada gula pasir dan bawang putih yang mengalami kekosongan di gudang tetapi hari ini terdapat informasi yang menggembirakan karena hari Senin mendatang akan masuk pasokan gula sebanyak 25 kontainer sehingga cadangannya satu minggu kedepan mencapai 500 ton.

“Hal ini terjadi karena dari daerah produsen menutup keran distribusi karena menjaga stok daerahnya juga, kemudian sudah ada solusi lain yaitu distributor sudah meminta izin kepada Gubernur agar dibukakan keran dari daerah lain gula rapinasi, kalau ini disetujui maka akan aman untuk kedepannya,” katanya.

Sementara terkait kelangkaan bawang putih, H. Ibnu Sina mengatakan memang 90 persen berasal dari import, sedangkan yang lokal hanya 10 persen.

Sehingga hal ini merupakan kebijakan dari Menteri Perdagangan, “Kita tunggu saja kebijakan secara nasional, mudah-mudahan kebijakan keran import ini bisa dibuka oleh pak Menteri sehingga masyarakat benar-benar merasa aman,” pungkasnya. (Ratu-001)

Sumber:(Diskominfotik-mz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *