jejakkasus.co.id, CIREBON – Istilah 100 (seratus) hari pertama kerja kerap kali kita dengar, bahkan kalimat itu tidak asing di Telinga Publik dan seolah bagaikan waktu “Kritis” bagi Kepala Sekolah (Kepsek) yang baru saja menempati tempat tugas yang baru.
Entah sejak kapan istilah “100 hari” ini mulai menjadi Patron Kinerja Kepala Sekolah. Namun yang pasti, Yulistin, S.Pd., M.M., selaku Kepala Sekolah (Kepsek) yang baru saja menempati tempat tugas baru di SMPN 2 Gunung Jati ini, menjadikan 100 hari pertama untuk pencapaian, targetkan dan menunaikan kinerjanya.
“Tentu saja, saya dan Guru Guru di SMPN 2 Gunung Jati ini memiliki target dan takaran yang berbeda pula dalam merealisasikan Program Kerja dalam rentang waktu kritis (100 hari) kerja itu. Realisasi Program 100 hari pertama kerja memang bukan amanat Institusi, tetapi itu adalah amanah yang ditumpangkan ke Pundak Kepala Sekolah,” ujar Kepsek Yulistin kepada jejakkasus.co.id, Kamis (01/02/2924).
Menurut Yulistin, 100 hari pertama kerja adalah janji kepada diri sendiri yang harus dipertanggung jawabkan secara moril dan berimplikasi terhadap program yang ada di Sekolah.
“Saya secara pribadi juga dikejar oleh waktu 100 hari pertama untuk membuktikan sisi-sisi keberhasilannya dalam menakhodai SMPN 2 Gunung Jati. Karena kami juga memiliki target dan progres dalam 100 hari pertama memimpin SMPN 2 Gunung Jati ini,” terang Yulistin.
Yulistin mengakui, tidak ada takaran dan tolok ukur 100 hari kinerja Kepala Sekolah, itu hanya waktu ideal saja untuk melewati fase awal dalam menunjukkan keberhasilan di SMPN 2 Gunung Jati.
Namun demikian, kata Yulistin, 100 hari kerja bukanlah sebuah Momok, tetapi sebaliknya, menjadi Pelecut semangat yang lebih menggebu bagi Kepala Sekolah, dan para Guru yang baru saja pindah tempat tugas, karena mungkin murid, orangtua murid dan masyarakat juga menunggu action-nya.
“Saya bersama para Guru, bahkan sudah merancang dan merencanakan apa saja yang harus dilakukan dalam 100 hari kerja pertama di SMPN 2 Gunung Jati ini,” ungkap Yulistin.
Yulistin menyebut, terhitung 1 Januari berarti 30 hari, sudah merenov 10 Kelas, terutama Kaki-Kaki Atap yang sudah keropos, karena pasti semua Bangunan Sekolah yang sudah usia 28 tahun dengan Rangka Kayu ini, pasti sudah keropos.
“Saya berharap, dengan merenovasi Ruang Kelas menjadi penyemangat anak didik dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Alhamdulillah, Program 100 hari kerja, 30 hari kelar. Saya senang melihat anak-anak tersenyum, dan penuh bahagia melihat Kelasnya sudah tidak bolong-bolong lagi,” kata Yulistin.
“Terima kasih kepada Ibu dan Bapak Guru serta Komite Sekolah atas kerja sama untuk memajukan Sekolah yang lebih layak untuk anak-anak. Terus terang, awalnya saya merasa tidak mampu, namun setelah dijalani dengan ikhlas, Alhamdulillah selesai juga,” ucap Yulistin penuh haru.
“Terima kasih juga atas Bimbingan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon dalam hal ini Pak Kadis, Sekdis, Kabid dan para Kasi yang terus mensupport dan membimbing. Juga terima kasih kepada Ibu Wabup Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, Danramil, Kapolsek dan Camat atas terjalinnya hubungan baik selama ini, dan yang selalu siap menjadi Pembina Upacara,” tutur Yulistin.
Atas tercapainya Program 100 hari kerja yang selesai dalam 30 hari tersebut, Kepsek Yulistin mendapatkan apresiasi dan banyak ucapan terima kasih dari para Guru, Komite Sekolah dan Murid-murid yang menempati Ruang Kelas yang sudah di Renovasi tersebut.
“Terima kasih Ibu Kepala Sekolah, ruang kelasnya sudah bagus,” kata para Guru dan murid-muridnya kompak. (Om JK)