jejakkasus.co.id, CIREBON – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon berupaya untuk menurunkan kasus Rawat Inap (Ranap) di Rumah Sakit, dan aktivasi isolasi terpadu juga segera dilakukan.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., usai melakukan pertemuan dengan perwakilan sejumlah Rumah Sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
“Evaluasi seminggu ke depan di kasus Rawat Inap yang diturunkan,” tutur Agus di Lantai 3 Gedung Setda Kota Cirebon, Rabu (23/2/2022).
Lanjut Sekda, saat ini Rawat Inap di Kota Cirebon masih di atas 30 per seratus ribu penduduk per minggu. Penurunan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan Rawat Inap untuk pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis.
Untuk itu, teman-teman di Fasilitas Kesehatan (Faskes) diminta untuk melakukan semacam cleansing data dan memprioritaskan Rawat Inap khusus untuk pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, dan kritis.
“Karena, bobot Rawat Inap kita ini yang paling besar,” tutur Agus.
Sehingga, Kota Cirebon akhirnya masuk ke penerapan PPKM Level 4.
Selanjutnya, untuk pasien tanpa gejala atau bergejala ringan diminta untuk melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) di rumah.
“Aktivasi isolasi terpadu sedang dalam proses,” kata Agus.
Anggarannya sudah digeser, dari Belanja Tak Terduga (BTT) ke anggaran Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mempermudah saat aktivasi Isolasi Terpadu (Isoter) dilakukan.
“Kita alokasikan satu bulan dulu,” jelas Agus.
Dari 708 kasus aktif, sebanyak 205 pasien di rawat di Rumah Sakit. Sebanyak 60 persen pasien yang Rawat Inap berasal dari luar wilayah.
Untuk saat ini, ruang isolasi di Rumah Sakit di Kota Cirebon masih mampu menampung pasien. Selain menurunkan kasus Rawat Inap, edukasi dan sosialisasi Protokol Kesehatan (Prokes) juga terus gencar dilakukan.
Penerapan Ganjil Genap (Gage) yang dilakukan oleh Polres Cirebon Kota (Ciko) juga efektif untuk menurunkan kasus positif. “Tapi memang kasusnya lagi naik,” tutur Agus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon dr. Edy Sugiarto, M.Kes., menjelaskan, sebanyak 86 persen kasus aktif Covid-19 berasal dari varian omicron.
“Sebanyak 14 persen dari varian delta,” kata Edy.
Untuk bisa turun di Level 3, angka konfirmasi dan Rawat Inap di Rumah Sakit juga harus terus diturunkan.
Edy juga menjelaskan, saat ini sejumlah Tenaga Kesehatan (Nakes) juga sudah terpapar Covid-19, sehingga menyebabkan kerja Nakes lainnya semakin berat.
“Tersebar di Rumah Sakit dan Puskesmas,” jelas Edi.
Namun, untuk Nakes di Puskesmas sebanyak 90 persen sudah dinyatakan sembuh. (Arif /Tim JK Ciko)