Jawa Barat: Mahasiswa UGJ Geruduk Kantor DPRD, Kecam Tindakan Represif Aparat Kepolisian

Foto: Aksi demo Mahasiswa UGJ yang mengecam tindakan represif Aparat Kepolisan di Jl. Siliwangi Kota Cirebon – Jawa Barat, Jumat (22/7/2022).


jejakkasus.co.id, CIREBON – Peristiwa bentrokan antara Mahasiswa Universitas Gunung Jati (UGJ) dengan Aparat kepolisian Polres Cirebon Kota dalam aksi demo penolakan pasal kontroversial RKUHP dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Senin, 18 Juli 2022 lalu berbuntut panjang.

Hal tersebut, membuat ratusan Mahasiswa UGJ kembali menggelar aksi demo susulan dan mengecam tindakan represif yang dilakukan Aparat kepolisian di Depan Kantor DPRD Kota Cirebon, Jl. Siliwangi Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022).

Dalam aksinya, Mahasiswa UGJ menuntut Kapolres Cirebon Kota AKBP M. Fahri Siregar untuk bertanggung jawab atas peristiwa yang membuat beberapa rekannya terluka.

“Kami mengecam tindakan represif aparat kepada kawan-kawan kami dalam unjuk rasa di DPRD Kota Cirebon pada 18 Juli 2022,” ujar Andi Togalih selaku Koordinator Aksi.

Andi Togalih juga mengatakan bahwa tindakan represif itu dinilai melanggar Pasal 30 Ayat 4 UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002.

Pihaknya mengutuk keras represivitas aparat terhadap aksi massa apapun alasannya, karena tidak dibenarkan dalam Undang-undang.

“Aparat seharusnya melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat, tapi pada kenyataannya malah bertindak represif kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Selain itu, Koordinator Aksi Andi Togalih juga menyampaikan alasannya menolak RKUHP dikarenakan adanya sejumlah pasal yang dinilai mengancam demokrasi Indonesia.

“Dalam RKUHP terdapat pasal mengancam kebebasan berpendapat, karena apabila mengkritik pemerintah terancam dipidana,” tutur Andi.

Menurutnya, hal tersebut bertolak belakang dengan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia, sehingga RKUHP seperti mematikan demokrasi itu sendiri.

Selain itu, kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah dapat memicu kenaikan harga bahan pokok masyarakat.

Akibatnya, masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya karena harga bahan pokok melambung tinggi.

Sedangkan dari pihak aparat kepolisian Polres Cirebon Kota yang di hadiri langsung AKBP M. Fahri Siregar meminta agar aksi yang digelar tetap kondusif.

Pantauan jejakkasus.co.id, Aksi tersebut sempat memanas, terjadi saling dorong mendorong antara Aparat dengan Mahasiswa UGJ. Namun kemudian berakhir saat menjelang azan maghrib dan para mahasiswa pun membubarkan diri. (Deden/Rizki/Suhardi)

Editor: Fauzy
Copyright ©: Jejak Kasus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *