Jawa Barat : Lazisnu Lakukan Aksi Sosial Bagikan Sembako Siap Saji Kepada Korban Banjir Rob

INDRAMAYU- JK. Sudah berjalan dua bulan Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur tergenang oleh banjir Rob air laut, dan untuk meringankan beban korban banjir disekitar Desa Eretan Kulon, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (Lazisnu) melalui Unit Pengelola Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (Upzisnu) serta Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kandanghaur membagikan ribuan makanan siap saji dan Sembako serta kebutuhan sehari-hari lainnya. Hal itu dilakukan pada Minggu (7/6/2020).

MWCNU Kandanghaur H. Wahab didampingi Nucare Upzisnu, Ansor, Banser, IPNU-IPPNU, Tagana dan Babinkamtibmas setempat mengatakan bahwa, pihaknya akan selalu berusaha bersama-sama meringankan beban masyarakat terdampak banjir Rob air laut.

“Kami berkomitmen bahwa banjir yang terjadi saat ini harus menjadi tanggung jawab kita semua, bukan hanya NU saja, namun tanggung jawab semua pihak.

Dan kami akan tetap merapat membuka Posko disini barangkali sewaktu-waktu ada banjir susulan, sehingga kami bisa membantu semaksimal yang kami mampu, “katanya.

Kuwu/Kepala Desa Eretan Kulon Arif Santoso ditengah Posko Siaga bencana banjir Rob air laut menerangkan bahwa, banjir sudah terjadi selama dua bulan.

“Masyarakat kami rumahnya sudah tergenangi banjir Rob air laut sudah sekitar dua bulan, mulai sebelum bulan puasa Ramadhan 1441. H, dan banjir Rob paling parah mencapai 60-70 Cm yang berada di Blok Pangpang Satu dan Pangpang Dua Eretan Kulon, “terang Arif.

Lebih lanjut, Ketua Upzisnu Kecamatan Kandanghaur Adi Wilyas berharap, agar peristiwa banjir Rob air laut Desa Eretan Kulon ada perhatian khusus dari Pemerintah.

“Masyarakat terdampak banjir yang kami temui mayoritas berharap agar Pemerintah Daerah, Provinsi serta Pusat lebih perhatian terhadap Desa-Desa yang terdampak banjir, dan dapat diperbaikinya tanggul penahan banjir yang berada di sungai atau pantai Eretan.

Karena fasilitas penahan banjir sudah kurang layak, serta normalisasi sungai saat ini tidak maksimal dilakukan oleh Pemerintah, karena berdasarkan keterangan bahwa, dari tahun Tujuh Puluhan hingga tahun ini, perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) hingga Pusat nampak kurang maksimal, pungkasnya. (Ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *