Jawa Barat: Kurang Lebih 10 Jam, Polresta Cirebon Ringkus Pelaku Penganiayaan Montir Bengkel

jejakkasus.co.id, CIREBON – Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Cirebon dalam waktu kurang lebih 10 jam berhasil meringkus dan mengamankan pelajar berinisial MRF (18) Pelaku penganiayaan Montir Bengkel.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol. Arif Budiman, S.I.K., M.H., mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Fatahillah, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar) pada Rabu (7/12/2022) siang kira-kira pukul 12.10 WIB.

“Korbannya dibacok menggunakan Senjata Tajam jenis Celurit dan sudah diamankan juga sebagai Barang Bukti. Kami juga mengamankan barang bukti lain berupa sepeda motor, pakaian, bendera, dan bambu,” kata Arif, Kamis (8/12/2022).

Arif mengungkapkan, kejadian tersebut bermula saat MRF bersama 10 rekannya mendatangi lokasi yang berboncengan mengendarai lima unit sepeda motor. Mereka diduga hendak tawuran karena telah membawa Senjata Tajam (Sajam) dan Bendera yang diikat di Batang Bambu.

Sehingga, korban yang saat itu bekerja sebagai Montir Bengkel yang berada tak jauh dari rombongan tersebut langsung menyuruh untuk bubarkan. Pasalnya, korban menduga mereka hendak tawuran dan kelompok tersebut langsung pergi ke arah Sumber.

Namun tak berapa lama, kemudian kelompok tersebut kembali lagi dan salah satu di antaranya langsung turun dari sepeda motor sambil menenteng Celurit di Tangannya. Melihat hal tersebut, rekan korban yang merupakan pemilik Bengkel langsung kabur.

“Korban yang masih berada di lokasi dihampiri MRF dan dibacok menggunakan Celurit tersebut. Akibatnya, korban mengalami luka dan dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan medis,” ujar Arif.

Pihaknya pun bertindak cepat setelah menerima laporan tersebut dan berhasil mengamankan MRF dalam waktu 10 jam setelah kejadian. Saat ini, Tersangka berikut seluruh Barang Bukti (BB) diamankan ke Mapolresta Cirebon untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

“Tersangka dijerat Pasal 351 Ayat 2 dan diancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Kami juga mengajak semua pihak untuk mengawasi anak-anaknya untuk tidak terlibat tindak kejahatan, karena ada sanksi hukumnya,” pungkasnya. (Ethik Kurtis/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *