jejakkasus.co.id, CIREBON – Festival Layang-layang Internasional yang berlangsung di Muara Sungai Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu dan Minggu (7-8/10/2023) membawa kesan sendiri bagi Peserta dari Luar Negeri.
Pasalnya, Angin di Muara Sungai Mundu sangat bersahabat, hanya tempat yang masih perlu dibenahi.
Hal tersebut diungkapkan Plt Ketua Umum Persatuan Layang-layang Indonesia (Pelangi), Sari Madjid.
Sari menjelaskan, selama dua hari melaksanakan Festival Layang-Layang di Pesisir Mundu, pihaknya menilai dari Angin-angin di sini dinilai bagus, akan tetapi untuk tempat perlu ada pembenahan.
Lanjut Sari, bahwa kondisi Angin pada pagi hari sedikit, sementara saat siang sampai sore mulai datang dan tidak terlalu membahayakan.
Pihaknya berharap, Layang-layang bisa diterbangkan sampai malam, Peserta sesuai rencana hadir 4 Negara ditambah pemain Layang-layang lokal, sementara untuk Layang-layang Komodo sempat diterbangkan pada Minggu sekitar pukul 13.00 WIB, namun tidak bisa terbang terlalu lama, karena arah Angin berputar ke arah menuju Sungai dan dikawatirkan ketika Angin berkurang Layang-layang jatuh ke Sungai, karena beberapa Layang-layang sebelumnya ada sekitar 4 Layang-layang dari Negara Malaysia dan Singapura jatuh ke Sungai.
“Main Layang-layang yang pertama adalah Angin, dan disini Angin sangat baik, sebenarnya bisa sangat menyenangkan dan bahagia, masyarakat juga menyambut dengan baik,” ungkapnya.
Sementara, salah satu Peserta dari Negara Malaysia, Gadis Widianti yang juga Sekjen Pusat Layang-layang Malaysia menyampaikan, bermain di Muara Sungai Mundu kondisi Angin 100 persen bagus, namun jika ingin diadakan setiap tahun, ia berharap tempatnya harus dibuat lebih smooth, karena Layang-layang miliknya 3 kali masuk Sungai.
“Kami sudah 30 tahun bermain Layang-layang Lintas Negara, di Indonesia juga pernah beberapa Kota pernah saya singgahi, dan dalam waktu dekat, saya juga akan mengikuti Festival Layang-layang serupa di Daerah Solo pascapanen raya,” ungkapnya.
Menurut Gadis, kesan selama bermain di Muara Sungai Mundu, dirinya yang ikut menerbangkan Layang-layang Pilot dan Layang-layang Ikan Tuna ukuran besar, hanya karena Angin yang cukup baik sehingga Layang-layang juga terbang dengan baik, meski bermain di Mundu itu baru, tapi kalau ada kesempatan main ke sini dirinya siap akan datang lagi.
“Kalau bisa dilaksanakan selama tiga hari, Jumat untuk percobaan dan Sabtu, Minggu eksebisinya, manfaatnya juga akan berdampak ekonomis bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya. (H. Indang/Red)