Jawa Barat: Diguyur Hujan, Gapura Taman Pataraksa Cirebon Diduga Bernilai Miliaran Rupiah Roboh

jejakkasus.co.id, CIREBON – Gapura taman Pataraksa yang berdiri megah di depan Kantor Bupati Cirebon roboh akibat diguyur hujan deras yang melanda wilayah Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Selasa malam (2/1/2024).

Kejadian yang sangat mengejutkan warga cirebon tersebut menuai banyak pertanyaan. Pasalnya, tidak disangka hujan yang tidak begitu deras dapat merobohkan Gapura taman Pataraksa yang diduga menghabiskan anggaran miliaran rupiah.

Menurut saksi mata menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 21.30, WIB. ketika hujan mulai mengguyur wilayah Cirebon, Gapura yang telah menjadi ikon Taman Pataraksa tiba-tiba roboh dengan suara keras, menimbulkan kehebohan di sekitar lokasi.

Diduga proyek pembuatan gapura taman Pataraksa tersebut menelan biaya sekitar Rp 15,5 milliar, namun mengalami roboh pasca di guyur hujan.

Sebelumnya Bupati Cirebon, Imron Rosyadi menyebut Taman Pataraksa sebagai tempat santai dan edukasi bagi anak, dengan desain menyejukkan mata dan beragam fasilitas seperti selfi foto, area bermain anak, jogging track, tempat seni dan area parkir luas di basement.

Dengan kejadian ini, warga sekitar merasa syok dan keheranan terhadap kejadian yang tidak terduga tersebut. Karena setelah memeriksa kondisi bangunan ternyata tidak memenuhi kualitas dan spek.

Selain itu, pembangun tersebut dalam taman terlihat ambles dan banyak retakan dikarenakan tidak ada pemadatan sehingga terkesan dikerjakan asal-asalan.

Kejadian tersebut saat ini telah dilakukan investigasi oleh pihak terkait untuk mengetahui penyebab pasti robohnya gapura tersebut.

Sementara itu, upaya perbaikan dan pemulihan sedang dilakukan agar aktivitas di sekitar kantor Bupati dapat kembali berjalan normal.

“Kami akan terus memberikan informasi terbaru seiring berjalannya investigasi lebih lanjut,” ujar salah seorang dari dinas Pemkab Cirebon.

Dengan robohnya gapura taman Pataraksa ini, banyak desas-desus ditengah masyarakat cara pengerjaan dan biayanya tidak transparan.

Sepertinya pekerjaan ini harus dikaji kembali dan di bongkar ulang supaya kualitas mutu bisa optimal dan untuk pemborong agar diperiksa lebih lanjut. (Casudi/Idris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *