Gubernur Sumsel Pimpin Rakor Penanganan Harimau

PAGAR ALAM- JK. Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru memimpin rapat penanganan harimau, Jumat (20/12/2019), bertempat di Rumah Dinas Walikota Pagar Alam.

Rapat dihadiri Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan, S.I.P., M.Hum., Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel), Irjen Pol. Priyo Widyanto, Walikota Pagar Alam, Alpian Maskoni dan Bupati Lahat, Cik Ujang.

Gubernur Herman Deru mengungkapkan, dampak peristiwa diserangnya manusia oleh harimau, cukup banyak dan sangat merugikan. Untuk itu, pihaknya duduk bersama guna menuntaskan masalah ini agar tidak terus menghantui.

“Pagar Alam itu daerah tujuan wisata. Akibat adanya berita harimau, kunjungan wisata menurun drastis. Kemudian, warga juga takut untuk berkebun yang akhirnya membuat sektor perkebunan melemah,” ujarnya.

Pihaknya mengajak Pangdam II Sriwijaya, Kapolda Sumsel, Walikota Pagar Alam, Bupati Lahat dan BKSDA, untuk duduk bersama agar dapat solusi dan pokok permasalahan diketahui. Dengan begitu, trauma yang dirasakan masyarakat akan hilang dan dapat beraktivitas seperti biasanya tanpa ada rasa takut.

“Serangan harimau terjadi di beberapa di wilayah di Kota Pagar Alam. Untuk itulah, kita sudah meminta instansi terkait melakukan pengecekan dan memastikan apakah akibat ulah manusia yang mengganggu habitat mereka sehingga menyerang manusia,” tandas gubernur.

Peluru bius
Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan menyatakan, pihaknya siap melakukan penjagaan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Upaya itu dilakukan dengan melakukan patroli rutin. Anggota akan berkelompok paling sedikit 10 orang dibantu petugas kepolisian melakukan patroli.

“Harimau termasuk hewan yang dilindungi dan tidak bisa diambil tindakan penembakan. Ketika patroli maka harus ada bantuan untuk peluru bius yang kita tidak punya,” imbuhnya.

Kapolda Sumsel, Irjen Priyo Widyanto mengemukakan, pihaknya siap membentuk tim untuk melakukan investigasi. “Kita selalu siap jika dibutuhkan. Konflik yang terjadi di daerah hutan lindung yang merupakan habitat harimau,” terangnya.

Sedangkan, Walikota Pagar Alam, Alpian Maskoni mengakui, teror harimau sangat merugikan sektor pariwisata, pertanian dan perkebunan.

“Kami berharap dengan adanya rapat bersama ini, kondisi keamanan di Kota Pagar Alam bisa pulih lagi. Wisatawan pun bisa berkunjung serta para petani kembali beraktivitas seperti biasanya,” pungkanya. (Srd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *