Sumsel : Pondok Pesantren Arri’ayah Kecamatan Lembak Mengharapkan Uluran Tangan Pemerintah

MUARA ENIM- JK. Pondok Pesantren (Madrasah Tsyanawiyah Arri’ayah) dibawah naungan Departemen Agama teletak di Dusun I Desa Lembak, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim yang mengembangkan Budaya Lima S yaitu : Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan. Juga tiga No : No Bullying, No Chearing dan No Smoking.

Astiwi Rita Oktiana, S.Pd.l selaku Kepala Sekolah saat dikonfirmasi awak media Jejak Kasus

“Pondak Pesantren (MTS Arri’ayah) yang didirikan pada tahun 2016 ini mempunyai 3 (tiga) ruang untuk belajar, yaitu kelas 7, 8 dan 9. Saat ini mempunyai 60 Santriwan dan Santriwati yang diasuh oleh 15 (lima belas) tenaga pendidik honorer berasal dari lingkungan setempat berpendidikan S1”.

“Proses belajar mengajar selama pandemi Covid-19 tetep dilaksanakan di Pondok Pesantren karena santrinya ada di pondok, namun tetap melaksanakan protokol kesehatan”.

“Pondok Pesantren kami sudah dua kali meluluskan dengan prosentase 100 persen, suatu kebanggaan para alumni bisa melanjudkan di sekolah umum seperti di terima di SMA Negeri 1 Lembak, di MA Alfalah Desa Putak, di SMK Negeri 1 Gelumbang dan beberapa SMK yang ada di Kota Prabumulih”.

“Untuk mencapai akreditasi lebih tinggi tentunya perlu fasilitas sekolah yang yang cukup dan memadahi. Kita miliki Gedung sendiri untuk belajar, Masjid yang cukup megah, Lapangan Olah Raga baru tahab persiapan, Gedung Asrama putra dan putri cukup memadahi”.

“Kami belum ada Gedung Perpustakaan dan Laboratorium. Semoga pihak terkait (Departemen Agama) Kabupaten Muara Enim dan Pemerintah Kabupaten maupun Pusat bisa mengalokasikan kebutuhan kami dan mendengar suara kami melalui media Naisonal Jejak Kasus ini”.

“Pondok Pesantren berdiri diatas lahah tanah kurang lebih 1 (satu) hektar yang masih memungkinkan untuk dibangun Gedung-Gedung yang sangat kami perlukan”.

“Demi kemajuan Pondok Pesantren, kami sangat mengharapkan bantuan dari para donatur baik berupa moril maupun spirituil sehingga Pondok Pesantren kami dapat dikenal keberadaanya oleh masyarakat luas”.

“Apabila sarana dan prasarana sudah tercukupi Insha Allah proses belajar dan mengajar akan lebih nyaman.”Pungkasnya. (Dwi/Marsono)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *