Sumsel : Diduga Test Swab Pegawai Samsat Pagar Alam Dilakukan Sebelum Rapid Test

PAGAR ALAM– JK. Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Pagar Alam mengumumkan adanya salah satu pegawai yang berstatus ASN pada UPTD Samsat Kota Pagar Alam positif Covid-19. Selasa (30/6/2020).

Hal itu setelah gugus tugas menerima hasil sample swab dari laboratorium Balai Kesehatan Palembang yang merupakan hasil sample swab pegawai Samsat, yang di swab pada tanggal 27 Juni 2020 lalu, dan pengambilan swab ini dilakukan oleh karena ada salah satu pegawai yang berasal dari Kota Palembang terkonfirmasi positif Covid-19.

Ironisnya, pengambilan sample swab yang dilakukan oleh gugus tugas pada pegawai Samsat tanpa melakukan rapid test terlebih dulu,justru rapid test dilakukan dua hari setelah swab yakni pada hari Senin (29/6/20). Sejatinya Rapid baru Swab.

Dikonfirmasi media, Sekretaris Dinkes Kota Pagar Alam M.Taswin mengatakan bahwa, pada kegiatan ini Dinkes hanya pelaksana tekhnis saja, karena pengambil kebijakan tetap ada pada gugus tugas. Rabu (1/7/2020).

“Ya bisa jadi ada kesalahan informasi yang diterima gugus tugas Kota Pagar Alam sehingga langsung melakukan swab test sebelum rapid test,”jelasnya.

Dinkes selaku pelaksana teknis menjalankan apa yang digagas oleh gugus tugas, imbuhnya.

Pasalnya, kata Taswin, berdasarkan informasi salah seorang pegawai UPTD Samsat yang terkonfirmasi positif ada satu swab yang menyatakan bahwa, dirinya negatif, namun tidak tahu swab pertama atau yang kedua.

“Mungkin karena itu juga sehingga langsung dilakukan swab, apalagi mengingat tingkat keakuratan rapid test hanya nol persen dan tidak bisa dijadikan pedoman apakah orang tersebut positif atau negatif,” katanya.

Sementara sebelumnya, Jubir percepatan penanganan Covid-19 Kota Pagar Alam Syamsul Bahri Burlian mengatakan bahwa, penyusulan rapid test dilakukan upaya kecepatan informasi karena jika harus menunggu hasil swab ada jedah waktu beberapa hari.

“Dan tujuanya untuk memastikan bahwa, apabila saat rapid test diketahui ada yang reaktif, maka diminta untuk isolasi, sementara yang non reaktif diminta untuk tetap kerja seperti biasa,”tukasnya. (Tim)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *