jejakkasus.co.id, SAWAHLUNTO – Sebanyak tujuh orang preman berkedok debt collector, kerap beroperasi di wilayah Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kota Solok hingga Kota Padang, (09/01/2022).
Zola (37) tahun, seorang perempuan asal Kabupaten Sijunjung sebagai salah satu korban diduga penganiayaan sadis oleh tujuh orang preman berkedok debt collector. Insiden tersebut terjadi di Kantor Adira, Jalan Patimura Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Atas insiden yang menimpa dirinya, Zola akhirnya melaporkan tindak penganiayaan ini ke Direktorat kriminal umum (Dirkrimum) Polda Sumbar pada tanggal 31 Desember 2021. Dengan laporan penganiayaan serta perampasan paksa kendaraan mobil Fortuner Nopol. 1128 IP oleh preman berkedok debt collector.
Zola menuturkan kepada awak media, Insiden berawal saat itu mobil yang dikendarai Suaminya akan mengantar saudara untuk mendaftar kuliah di Universitas Perintis Merdeka dengan penumpang sekitar 8 orang. Mulai dari Solok sudah diikuti sepeda motor sampai ke rumah makan Mintuo di Tinjau laut.
Sampai di sana habis makan suami saya di Datangi oleh Sekitar 6 – 7 orang pria tidak dikenal. Mereka mengaku CSI dengan bahasa preman, “Kami memantau konsumen yang terlambat membayar kredit, sampai di kantor Adira tanda tangan dispensasi karena masyarakat sulit prekonomian ada keringanan,” tutur pemuda bermata sipit bertato di lengan tangan yang di dampingi oleh temanya badan besar hitam dan rambut cepak.
Lanjut Zola, “namun sesampainya di kantor Adira Finance, di Jl. Patimura Kota Padang, bukan seperti yang di janjikan. Malah suami saya diajak mengobrol di dalam kantor terus kami diusir dari mobil dengan alasan Foto-foto mobil, lalu kendaran dibawa kabur oleh preman tersebut.
Ketika saya teriak mobil mana mobil mana, dari lobi kantor Adira beberapa pemuda itu memilintir jari jempol saya dan mendorong sehingga jatuh sampai pingsan,” tutur Zola.
Masih kata Zola, “ketika kami bertanya ke pihak Adira Patimura mereka tidak satupun tau, dengan alasan mobil bukan wilayah kami, ini wilayah Solok kata pihak Adira yang di sampaikan oleh satpamnya. Sampai-sampai kami ditelantarkan sampai pukul 22.00 WIB tidak ada kejelasan. Dan sampai saat ini, pihak Adira maupun Leasing tidak pernah kasih tau kami,” tambahnya.
“Kami mobil beli pakai uang sudah 90 juta duit kami masuk, itu enak aja mobil di rampas dan hilang tidak tentu. Kalau semacam ini, pembiayaan masyarakat kecil bisa rugi dan preman semakin merajalela suka mengambil mobil dan motor orang sesukanya di jalanan,” tegasnya.
Selain itu, Zola (37) Korban penganiayaan Preman berkedok debt collector meminta ke Polda Sumatera Barat, ke Kapolda Irjen pol. Teddy Minahasa agar preman berkedok debt collector harus ditindak tegas.
“Seperti di Jakarta dan Pulau Jawa, karena kami dengar ucapan bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan ke Jajaran Polda, Polrestabes, Polresta, Polres dan Polsek seluruh Indonesia, agar preman yang meresahkan masyarakat harus di tindak tegas, bukan dibiarkan.
Kami berharap ke pihak penegak hukum tidak ada korban seperti zola- zola berikutnya di Sumatera Barat, ini harus ditindak tegas Preman berkedok debt collector,” ucapnya.
Sementara itu, Ben (35) menambahkan kronologi kejadian ke awak media jejakkasus.co.id, “kalau melihat kejadian itu memang sakit hati, Kita seorang perempuan sampai dianiaya sampai pingsan, nggak terima batin saya melihat kejadian itu.
Memang kejam mereka, makanya kami sebagai masyarakat biasa minta keadilan untuk kejadian ini. Agar preman berkedok debt collector yang suka menganiaya masyarakat kecil dan merampas kendaran di Sumatera Barat ini, khususnya dan umumnya di seluruh Indonesia tidak ada lagi terjadi kedepannya,” harapnya.
Lanjut Ben (37), “habis kejadian itu, saya menghubungi pak Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol. Teddy Minahasa lewat aplikasi WhatsApp langsung di respons dengan cepat oleh bapak Kapolda dan memerintahkan jajarannya untuk merespons laporan masyarakat.
Kami berharap jajaran kepolisian di Polda maupun di Jajaran Polres seperti bapak Kapolda itu, baru bagus ada keluhan dan laporan masyarakat langsung di respon, tidak ada pandang bulu menjadikan contoh Polisi teladan dan baik di mata masyarakat banyak.
Sekali lagi terima kasih banyak bapak Kapolda Sumatera barat yang sudah menerima keluhan dan laporan masyarakat,” pungkasnya. (Faiz/Yanto)