jejakkasus.co.id, SAWAHLUNTO – Sukses Penyelenggaraan Festival Warisan Budaya Kota Sawahlunto, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Sawahlunto siap lakukan Pembinaan yang berkelanjutan.
Sawahlunto dalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang notabene adalah wilayah Minangkabau, namun akibat adanya aktivitas Penambangan Batubara dari zaman kolonial Belanda, dimana ribuan para buruh yang bekerja disana berasal dari berbagai Suku dan Bangsa, memiliki beragam warisan budaya yang menyatu dan mengakar di kota Warisan Dunia tersebut hingga saat ini.
Selain seni budaya tradisi khas Minangkabau, di kota yang menyandang predikat Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto tersebut, juga terdapat peninggalan budaya dari daerah lain, seperti Kuda Kepang, Keroncong, Wayang dan banyak lagi yang lainnya.
Yang tak kalah pentingnya adalah keberadaan warisan budaya pemersatu yang menjembatani segala perbedaaan, baik itu berupa perbedaan Suku maupun Bangsa yaitu Bahasa Tangsi yang saat ini sudah semakin tergerus dan semakin sedikit komunitas masyarakat yang menggunakannya secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto Hilmed, S.Pt., M.M., dalam pidatonya saat acara penutupan Event Festival Warisan Budaya Sawahlunto, Jumat (26/11/2021).
Festival Warisan Budaya Sawahlunto diselenggarakan mulai tanggal 23 sampai 26 November 2021.
Kadis menyampaikan, Bahasa Tangsi adalah bahasa Kreol Pertama di Negara ini dan sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2018.
”Oleh karena itu, Lomba Tonil Bahasa Tangsi kita masukkan sebagai salah satu item yang di lombakan dalam rangkaian Event Festival Warisan Budaya Sawahlunto, selain dua lomba lainnya, yaitu Festival Lagu Minang Legendaris dan Festival Randai yang berlangsung di Museum Goedang Ransum ini,” terang Hilmed
Kedepan, kita akan lakukan pembinaan secara berkesinambungan melalui workshop dan pelatihan-pelatihan, kemudian dua atau tiga bulan setelah itu kita adakan perlombaan.
Begitu juga dengan warisan budaya lainnya, seperti budaya Jawa, Batak, Cina, Sunda dll.
Terutama budaya dan tradisi lokal, yaitu budaya Minangkabau, seperti Randai, Saluang, Talempong, Pidato adat dan lainnya
“Jika bukan kita siapa lagi yang akan merawat dan melestarikan peninggalan dari para orang tua kita dahulu. Kami saja sudah 26 tahun tinggal di kota Sawahlunto belum bisa memahami secara keseluruhan logat dan kosa kata dari bahasa Tangsi ini, paling hanya ungkapan ”Tak ketok ketok,” pungkas Kadis Kebudayaan PBP kota Sawahlunto Hilmed S.Pt., M.M.
Usai sesi pidato penutupan Festival, kegiatan di lanjutkan dengan penyerahan hadiah pada para Pemenang lomba yaitu :
I. Pemenang Lomba Tonil Bahasa Tangsi :
1. Desa Sikalang
2. SMA N 1 Sawahlunto
3. Kelurahan Durian I
Juara Harapan : Kelurahan Tanah Lapang
II. Pemenang Lomba Lagu Minang Legendari:
1. Anisa Ulfa (Kel. Tanah Lapang)
2. Lenggo Geni (Santur)
3. Bintang Renanda.N (Kel.Air Dingin)
Juara Harapan = Khairani Arfisani (Salak)
III. Pemenang Festival Randai
1. Minang Saiyo (Sijantang)
2. Alang Babeg (Talawi Hilir)
3. Tuah Sakato (Talago Gunuang)
Juara Harapan = Galundi Tareh (Kolok Mudik). (Yanto)