Sumbar: Demi Kedua Putri Kecilnya, Sa’ad Manfaatkan Gitar Tua Mengais Rezeki

jejakkasus.co.id, SAWAHLUNTO Miris rasanya saat Pengamen melantunkan sebuah lagu dengan Gitar Tua-nya untuk menghibur para penikmat Kuliner di Area Taman Lapangan Segi Tiga (Lapseg), Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat, Minggu (23/1/2022).

Saat itu, kami bersama rekan-rekan media usai beraktivitas memburu berita di Kota Wisata Tambang, dan setiap sore meluangkan waktu untuk berkumpul di Payung Gorengan seputar Taman Lapseg.

Tiba-tiba datang seorang Pengamen yang mencoba mengais rezeki dengan menjual suaranya didepan rekan-rekan media yang sedang berkumpul.

Dengan suara pas-pasan ditambah suara Gitar yang sedikit fals, maklum Gitar yang ia pakai sudah tampak terkelupas dimakan usia.

Disaat sedang asyik membawakan sebuah lagu yang berjudul “Demi Kau dan Si Buah Hati,” Si Pengamen setiap saat selalu menyetel Senar Gitar Tua-nya.

Setelah menyanyikan sebuah lagu yang dipopulerkan Pance Pondaag ini, rekan-rekan media pun mengajak ngopi bareng, Si Pengamen dengan sedikit malu tapi mau.

Akhirnya, para wartawan pun makan gorengan ditemani Si Pengamen yang berasal dari Kelurahan Pasar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Si Pengamen itu bernama Sa’ad, sejak ditinggal istrinya Sa’ad harus mendampingi dua gadis kecilnya. Katanya, dengan menjadi Pengamen di kota sendiri, Sa’ad lebih nyaman, karena bisa menjaga kedua anaknya yang masih kecil.

Setiap sore Sa’ad yang selalu mangkal di Lapseg mengatakan kepada rekan-rekan media dengan kondisi Gitar yang tidak layak lagi.

“Kadangkala, saya merasa malu jika saya sedang membawakan satu lagu tapi tidak pernah selesai, karena dipertengahan jalan saya harus menyetel Senar Gitar, dan saya terpaksa harus tetap mencari recehan untuk makan kedua anak saya,” ungkap Sa’ad.

Perjuangan Si Pengamen Sawahlunto ini memang cukup berat, belum lagi dihantui kecemasan, jika sore hujan perut pun ikut dingin.

Untuk itu, perjuangan hidup mengharap belas kasih dari orang lain dengan menjual suaranya, recehan demi recehan pun terkumpul. Itu pun hanya untuk makan malam dengan kedua putrinya.

“Hasil ngamen sore ini kalau ada rezeki dua anak saya baru makan. Untuk memikirkan membeli Gitar baru saja rasanya seperti mimpi,” ungkapnya kepada rekan-rekan media  yang sedang berkumpul di Lapseg, Minggu (23/1/2022).

Rasa miris terbayang, Putra Sawahlunto ini harus berjuang dengan menenteng Gitar Tua yang dipakainya. Mendengar hal itu, rekan media pun mencoba mencarikan solusinya.

“Tolong minta surat sama pihak kelurahan tempat berdomisili dan blangko BAZNas. Jika sudah ada masukan surat permohonan ke BAZNas, dan semoga saudara bisa mendapat bantuan Gitar baru,” jelas rekan-rekan media.

Semoga dengan kondisi Pengamen yang mencari recehan di Kota Sawahlunto ini bisa bangkit dari ketidakmampuannya. (Yanto)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *