Oplus_0

Santriwati Tersambar Seng Atap Bangunan, Ponpes Al-Haromain Lepas Tanggung Jawab

jejakkasus.co.id, MUARA ENIM – Santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Haromain terkena material seng atap bangunan saat hendak mandi di pemandian santriwati.

Insiden tersebut menimpa Hayatun santriwati asal Desa Tanah Abang, Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim, yang mengalami luka parah pada bagian muka dan bibir akibat sambaran seng atap bangunan.

Peristiwa ini terjadi pada saat beberapa santriwati Ponpes Al-Haromain pergi ke sungai untuk mandi di tempat pemandian. Namun tiba-tiba angin di sertai hujan membuat atap seng salah satu bagian bangunan pondok pesantren terlepas dan jatuh.

Dengan kejadian tersebut pihak pengelola Pondok Pesantren Al-Haromain membawa korban yang terkena atap seng ke Rumah Sakit Pratama Semende Darat Laut untuk diberi tindakan medis.

Beberapa jam kemudian orang tua korban tiba di d rumah sakit melihat kondisi bibir dan muka anaknya yang terluka parah. Melihat hal itu orang tua korban menangis histeris.

Setelah kedatangan orang tua santriwati, pengelola Ponpes Al-Haromain meninggalkan santriwati yang sedang dirawat dan menyerahkan tagihan biaya pengobatan sejumlah 200 ribu rupiah.

Mendapati hal tersebut, keluarga Hayatun yang terkena musibah sangat menyayangkan pengelola Pondok Pesantren Al-Haromain. Pasalnya, tidak ada komunikasi lagi atau menghubungi pihak keluarga korban untuk penanganan yang lebih lanjut.

Atau bahkan dirujuk ke Rumah Sakit HM Rabain Muara Enim karena korban musibah tertimpa seng kondisinya semakin memburuk.

Tidak berfikir panjang lagi, pukul 18.30 WIB keluarga korban memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit H.M. Rabain Muara Enim tanpa ada pendampingan dari pihak pengelola Pondok Pesantren Al-Haromain.

Di sana, korban langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD). Karena tidak ada pendampingan dari pihak pengelola Pondok Pesantren Al-Haromain, keluarga korban merasa kebingungan dalam penanggung jawaban biaya pengobatan.

Akhirnya, keluarga korban memutuskan untuk memakai BPJS dari pemerintah untuk tindakan pengobatan agar cepat diobati dan dilakukan tindakan operasi.

M.Tamsi’i selaku Humas Ponpes Al-Haromain saat dikonfirmasi melalui Whatsap dengan nada tinggi terkesan keberatan dan marah ketika ditanyai soal tanggung jawab pihak Ponpes.

Sementara pihak keluarga korban ingin pihak Ponpes untuk hadir ke UGD RS H.M. Rabain dan melihat kondisi Hayatun, akan tetapi sampai pukul 23.30 WIB, Humas ataupun pengelola Ponpes tidak ada yang datang.

Keluarga korban berharap ada tanggung jawab penuh dari pihak Ponpes Al-Haromain dalam pengobatan santriwati yang mengalami luka pada bagian bibir dan muka.

“Musibah ini memang tidak kami harapkan akan tetapi kami selaku keluarga santriwati mengharapkan pengelola Pondok Pesantren Al-Haromain bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan adek kami. Karena musibah yang dialami korban terjadi di jam operasional pondok dalam ruang lingkup Pondok Pesantren Al-Haromain,” pungkas refly selaku kakak sepupu korban.

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *