CIREBON- Aksi solidaritas atas meninggalnya santri Ponpes Khusnul Khotimah, M. Rozien, terus bermunculan. Mereka menuntut terciptanya rasa aman dan nyaman di Kota Cirebon. Para santri juga meminta premanisme, minuman keras (miras), narkoba dan segala bentuk penyakit masyarakat (pekat) di berantas di Kota Wali. Dalam aksi yang berlangsung, Jumat (12/9/2019) siang, massa yang tergabung dalam Forum Aksi Solidaritas Santri (FASS) mendesak pihak berwajib bertindak tegas terhadap kemaksiatan.
Ratusan santri yang mayoritas memakai baju putih-putih, memulai aksinya usai menunaikan Sholat Jumat di Masjid Raya At Taqwa di Jalan Kartini, Kejaksan, Kota Cirebon.
Selain para santri, aksi damai diikuti pula perwakilan ormas keagamaan dan elemen masyarakat lainnya. Dari halaman Masjid At Taqwa, massa melakukan longmarch menuju gedung DPRD Kota Cirebon.
Setibanya di gedung dewan, mereka melakukan orasi sekaligus menyampaikan aspirasi ke anggota DPRD Kota Cirebon. Dalam aksinya, mereka selalu melantunkan kalimat thoyibah.
Walikota prihatin. Selain anggota dewan, tampak pula Walikota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis SH. Walikota yang menyampaikan keprihatinannya atas aksi premanisme hingga mengakibatkan meninggalnya M. Rozien. Pihaknya berjanji akan meningkatkan kerja sama dengan aparat keamanan dalam menjaga kondusivitas wilayah Kota Cirebon.
“Kami prihatin atas peristiwa tersebut dan kita ingin kejadian ini tidak sampai terulang. Untuk itu, harus ada upaya bersama dengan semua pihak dalam menjaga kondusifitas daerah dan didukung oleh masyarakat,” tegas Azis kepada media JK, setelah menemui para pendemo.
Walikota menambahkan, pemerintah daerah terus membangun sinergitas lintas sektoral, terutama dengan Polri dan TNI.
“Kita sudah bicarakan dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim dalam menciptakan rasa aman untuk terjaganya kondusivitas wilayah Kota Cirebon. Bahkan, kami menganggarkan di APBD 2020,” pungkas Azis. (Kurtis/bamby)