jejakkasus.co.id, MUARA ENIM – Masyarakat Keban Agung Tanjung Enim yang memiliki lahan geram dengan pihak PT Bukit Asam (PTBA). Pasalnya, lebih kurang tiga puluh hektar lahan milik warga digusur tanpa koordinasi dengan warga masyarakat setempat pemilik lahan yang berlokasi Bintan Plawi dan Kiahan Kecik, Keban Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan.
Terlihat warga masyarakat pemilik lahan sejumlah puluhan orang berusaha mempertahankan lahan miliknya yang digusur sepihak oleh PTBA.
Namun, kedatangan warga masyarakat pemilik lahan yang mencegah penggusuran tidak dihiraukan oleh pihak PTBA dan terus menjalankan aktifitasnya dengan menurunkan enam unit alat berat untuk menggusur membuat kliring di area tanah milik warga.
Saat dikonfirmasi salah satu pemilik lahan
mejelaskan bahwa masalah ini kami sudah sering dimediasikan sampai ke pejabat pemerintahan mulai dari Gubernur. Namun, Gubernur dikembalikan Plt Bupati dan pada akhirnya pernah dimediasikan di DPR.
“Sebelum dimusyawarahkan di DPR, dulu ada penawaran yang sangat merugikan kami orang kecil dengan nominal enam ribu rupiah dan sudah pasti kami tidak bisa terima akhirnya tidak menemukan kesepakatan,” ungkap warga pemilik lahan.
Lanjutnya juga menyampaikan, waktu dimusyawarahkan di DPR, lahan tersebut tidak boleh di garap oleh kedua belah pihak sebelum ada penyelesaiannya.
Namun inilah kenyataannya, sebelum ada penyelesaian lahan kami suda digusur pada tanggal 29 April 2024 tanpa sepengetahuan dan pemberitahuan kepada kami pemilik lahan.
“Kami sebagai warga mempertahankan hak kami dan dan secara hukum legalitas tanah kami juga jelas sampai kemanapun tetap akan kami pertahankan kalaupun nantinya masih menempuh jalan buntu, kami semua pemilik lahan akan demo ke perusahaan PTBA,” Tegasnya.
Berdasarkan hal tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi pihak Humas PTBA melalui jejaring sosial WhatsApp terkait keluhan warga masyarakat yang menolak penggusuran lahan.
Namun, hingga berita ini diterbitkan belum ada jawaban pasti dari pihak PT Bukit Asam terkait penggusuran lahan yang dikecam warga. (Agustan)