LAHAT- JK. Anggaran APBN tahun 2015, Kementrian Perhubungan melalui Dirjen Kereta Api sebesar 20 milliar untuk membangun jalan Underpass di Kabupaten Lahat, yang pekerjaannya dilakukan oleh pihak ke tiga melalui Proses Lelang di Jakarta. Hasil pekerjaannya dinilai masyarakat Lahat asal-asalan.
Rencana Awal Pembuatan Uderpass di daerah Manggul (Lahat), sebagai jalan lingkar luar kota Lahat yang di proyeksikan sebagai jalur pengalihan ruas Jalintengsum, sehingga angkutan barang dan penumpang, tidak lagi masuk melewati jalan dalam Kota Lahat.
Proyek Underpass ini yang selesai dibangun tahun 2015, persis dibawah Rel Kereta Api Km 429 + 716 ini, sampai saat ini awal tahun 2020 (5 tahun dari tahun 2015) tidak dapat dilalui, sangat miris sekali, terlihat seperti Danau Buatan yang tak bertuan.
YD 32 tahun, salah satu penduduk Ulak Lebar yang tinggal dekat jalan Underpass menuturkan kepada tim Jejak Kasus, Senin (10/2/2020), Underpass pada saat musim curah hujan deras setiap tahunnya banyak menimbulkan masalah.
Pada tahun 2016 pernah mobil Bus angkutan penumpang pada malam hari melewati Underpas yang dalamnya penuh air setinggi 4 meter dari tinggi lantai dasar sampai dinding atas Underpass setinggi 6 meter, Bus tersebut tenggelam, sopir, penumpang Bus, berhasil di evakuasi berkat bantuan masyarakat setempat, (tidak ada korban jiwa).
Hal itu terjadi karena Underpass tersebut minim rambu lalu lintas, peringatan dilarang melewati, serta tidak ada penerangan lampu jalan yang memadai.
Terkait curah hujan deras saat ini awal bulan Pebruari 2020, air didalam Underpass sudah mencapai ketinggian 6 meter lebih, menyebabkan air tersebut meluap memasuki pekarangan rumah warga yang tinggal disamping Underpass, ketinggian air dipekarangan rumah warga mencapai 10 cm (tidak masuk ke dalam rumah), ini tidak pernah terjadi sebelumnnya).
Hal penyebab Underpass disetiap musim penghujan seperti Danau Buatan tersebut, kemungkinan drainase pembuangan air terlalu kecil, seharusnya Pemda setempat segera melakukan koordinasi dengan Kementrian Perhubungan Pusat Jakarta segera melakukan perbaikan drainase yang dihubungkan langsung ke sungai Lematang yang dekat jaraknya dengan Underpass, “Pungkas YD.
Pantauan team Jejak Kasus, yang sudah lama mengikuti permasalahan Underpass, Bupati terpilih Cik Ujang sempat berang menolak serah terima Underpass dari Dirjen Kereta Api, dikarenakan Underpass tersebut masih bermasalah dan hampir memakan korban jiwa.
Cik Ujang berharap dan meminta kepada Dirjen KAI serta kementerian perhubungan, untuk segera menganggarkan ulang pembuatan Drainase ke sungai Lematang, apabila sudah dikerjakan semaksimal mungkin 100 % selesai memenuhi standar drainase.
Underpass tidak lagi ada permasalahan air yang tinggi menutupi jalan Underpass tersebut, Pemda Lahat siap menerima pelimpahan serah terima Underpass dari Dirjen Perkereta apian. (Rull)