Kepulauan Babel : Rektor Universitas Muhammadiyah Babel Khutbah Jumat di Muhajirin, Mengajak Jamaah Mencintai Ulama

PANGKAL PINANG- JK. Ust. Fadillah Sabry, ST., M.Eng., Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Babel) bertindak sebagai Pengisi Khutbah Jumat di Masjid Muhajirin Jalan Balai Pangkalpinang. Jumat (29/01/2021).

Diawal materi khutbahnya, Cendekiawan Muslim Bangka Belitung ini mengulas beberapa peristiwa musibah yang melanda Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, seperti Gempa, Banjir dan yang paling memilukan ialah wafatnya Ulama-Ulama seakan beruntun.

Dalam kesempatan tersebut Ia juga mengajak Jamaah untuk mencintai Ulama serta menyampaikan terkait Ulama Khos dan Ulama khauf.

“Ulama Khos adalah Ulama yang takut karena memahami eksistensi Allah, keberadaan Allah, paham secara mendalam ilmu tentang keberadaan Tuhan, sehingga mendapatkan julukan Ulama. Sedangkan Ulama khauf adalah Ulama yang takut kepada musibah, takut di terkam Harimau serta takut kepada sesama hamba-hamba Allah”, ujarnya di sela-sela materi khutbah Jumat.

Ia juga menginformasikan bahwa, Ulama Khos adalah Ulama yang siap berada di garda terdepan untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran, hanya semata-mata mengharapkan Ridho Allah SWT.

“Bukan hanya sekedar karena hafal Al-Qur`an, hafal banyak Hadist, tetapi mereka juga memperjuangkan Agama Allah, Ulama adalah garda terdepan dalam membela Agama Allah. Garda terdepan untuk menunjukan eksistensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Ulama hakekatnya adalah mereka yang berani untuk menyatakan kebenaran kepada siapapun, bahkan kepada Sang Penguasa sekalipun, sebab jihad yang paling besar adalah jihad mengatakan kebenaran didepan para penguasa”, tegas Ust. Fadillah dengan nada tinggi menandakan ketegasan.

“Sebab kita tahu bagaimana Nabi Musa AS, ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyerukan dakwah kepada Firaun, tentu ada rasa khawatir didalam hati Nabi Musa saat itu, sebagai manusia dan juga sebagai Nabi. Tapi Allah memberikan Nabi Musa Ilham, sehingga Dia senantiasa melafalkan kalimat-kalimat untuk meneguhkan hatinya, memantapkan lisannya, sering kita lafalkan “Robbi Srohli Sodri Wayasirli Amri, Wahlul Ukhdatammillisani Yafkohu Qouli”. Nabi Musa berdoa kepada Allah untuk diberikan kemantapan hati, kelapangan hati dan kefasihan lisannya untuk menyampaikan yang haq kepada Firaun laknatullah”, paparnya.

“Tidak mudah saudaraku menyampaikan kebenaran, kepada para penguasa, karena hanya Ulama sesungguhnyalah yang berani mengatakan hal tersebut, dan hanya Ulama yang takut kepada Allah, yang tidak takut kepada selain Allah. Apalagi di iming-imingi dengan kekuasaan, di imingi dengan harta dunia. Karenanya banyak Ulama-Ulama yang sejarah mencatat para hakim-hakim mahzab, rata-rata mereka berhadapan dengan penguasa, bahkan Imam Syafi’i pernah di penjara, Abu Hanifah pernah di penjara, semua Ulama-Ulama besar dunia yang menjadi pencerah bagi kita semuanya yang kalimat-kalimatnya, yang kata-katanya, yang tulisannya yang sampai hari ini masih dijadikan referensi didalam memahami Agama AllAh ini”, lanjutnya.

Diakhir materi Khutbah, Ia juga mengulas perjalanan Ulama tersohor Buya Hamka yang pernah di penjara tanpa proses peradilan di era Bung Karno. Namun, Ia tak pernah dendam sedikitpun, bahkan dengan senang hati menjadi Imam Shalat Jenazah kala Bung Karno wafat sebagaimana wasiat Sang Proklamator.

Shalat Jumat berlangsung khidmat dan lancar dengan barisan Shaf yang banyak, hingga sebagian Jamaah Shalat diluar Masjid, selain itu penerapan protokol kesehatan tetap terlaksana dengan baik, berjalan sebagaimana mestinya. (FR)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *