PANGKAL PINANG- JK. Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terancam terisolasi. Hal ini disebabkan karena Jembatan di Desa Nibung, Bangka Tengah, mengalami kerusakan cukup parah akibat diterjang banjir karena curah hujan yang tinggi beberapa hari lalu.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Rina Kumala Sari juga menyampaikan besaran rencana alokasi anggaran untuk pembangunan Jembatan Nibung. Kamis (14/1/2021).
“Rencana pembangunan Jembatan Desa Nibung ini beralokasi sebesar Rp 33 miliar. Rencana lelang akan dimulai pada minggu ketiga bulan ini dan pembangunan dilaksanakan pada tahun ini juga,” ungkapnya.
Memang sudah sejak lama kondisinya mengkhawatirkan, Jembatan ini merupakan Jembatan penghubung Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan yang menjadi satu-satunya akses bagi masyarakat sekitar untuk menggerakkan roda ekonomi.
“Kalau akses Jembatan ini rusak, bisa mematikan kehidupan masyarakat di Daerah sekitar. Bahkan, kawasan Jembatan Desa Nibung memang dikenal dengan kawasan langganan banjir,” ungkap Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah Sri Murtopo.
Kondisi tersebut dilaporkan BPBD Pemkab. Bangka Tengah setelah curah hujan yang bertepatan dengan pasangnya air laut menggenangi Desa Nibung. Ketinggiannya sempat mencapai setinggi paha orang dewasa, namun sekarang sudah berangsur surut.
Mendengar laporan tersebut, Gubernur Erzaldi menegaskan, hal ini menjadi prioritas khusus Pemprov Babel. Harapannya, agar Kementerian PUPR segera merealisasikan pembangunan kembali Jembatan Desa Nibung.
“Bayangkan jika Jembatan ini tak segera diperbaiki, maka dua Kabupaten ini akan terputus dan mereka bisa terisolasi. Jembatan ini berfungsi sebagai poros penghubung Kota Koba dan Toboali,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Erzaldi juga telah menyampaikan rencana pembangunan Jembatan Desa Nibung tersebut dalam Rapat Gubernur se-Sumatera, Maret 2020 lalu.
Disampaikannya kepada Bappenas RI, agar dimasukkan dalam program prioritas Nasional yang dilaksanakan pada tahun ini dan dananya bersumber dari anggaran APBN.
Perihal yang sama, Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Babel Jantani Ali juga menjelaskan, kerusakan Jembatan Nibung memberikan berbagai dampak buruk bagi kehidupan masyarakat di kawasan tersebut.
“Saat musim hujan, sudah dipastikan kawasan ini banjir. Suplai Sembako terganggu, distribusi hasil Pertanian, dan Perkebunan jadi terhambat, begitu juga distribusi produk-produk lainnya ikut terhambat,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kerusakan Jembatan Desa Nibung dimulai pada 8 Februari 2016 lalu, di mana Pulau Bangka mengalami musibah banjir besar selama tiga hari berturut-turut yang melumpuhkan sebagian besar akses Jalan, khususnya di Kabupaten Bangka Tengah, berujung rusaknya Jembatan ini.
Kemudian, pada akhir Januari 2017, curah hujan yang cukup tinggi kembali menambah kerusakan Jembatan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penanganan permanen. Penanganan pada saat itu hanya dengan memasang Tanggul dari Karung berisi Pasir.
Pada Maret 2018, terjadi musibah yang sama, semakin memperparah kondisi Jembatan Desa Nibung. Yang paling terbaru, Januari 2021 banjir besar kembali menghantam wilayah tersebut membuat kondisi Jembatan bertambah parah. (Renaldi)
sumber : Kominf