Babel: Kabupaten Beltim Alami Deflasi Pada Juli 2024 dan Terendah di Provinsi Babel

jejakkasus.co.id, BELTIM – Kabupaten Belitung Timur (Beltim) kembali mengalami deflasi pada Juli 2024 ini. Tingkat deflasi atau Penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada month to month (m-to-m/perbandingan bulan ke bulan) di Kabupaten Beltim sebesar 0,75% (persen).

Kepala Kantor BPS Kabupaten Beltim, Dwi Widiyanto mengatakan selain terjadi penurunan IHK dari bulan ke bulan. Tingkat deflasi juga terjadi pada year to date (y-to-d/perbandingan IHK Desember 2023 dengan Juli 2024). Di mana  hingga Juli 2024 Kabupaten Beltim mengalami deflasi sebesar 0,12%.

Kelompok yang mengalami deflasi y-on-y atau terjadinya penurunan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,36 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen,” kata Dwi di Ruang Pertemuan Kantor Badan Pusat Statistik, Kamis (01/08/2024).

Dalam rilis Berita Resmi Statistik Perkembangan IHK Inflasi Juli 2024 tersebut juga dinyatakan pada Juli 2024 ini terjadi inflasi year on year yaitu perbandingan Juli 2024 dengan Juli 2023 di Kabupaten Beltim sebesar 1,16% dengan IHK sebesar 102,86. Tingkat inflasi ini membuat Kabupaten Beltim menjadi yang terendah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Inflasi y-on-y atau perbandingan tahun ke tahun terjadi karena terjadinya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di beberapa kelompok pengeluaran,” jelas Dwi.

Inflasi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 5,86% kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,10 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,57% dan kelompok kesehatan sebesar 0,88%.

Selain itu, Inflasi juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,60% kelompok transportasi sebesar 0,55% kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,36% kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,26% serta kelompok pendidikan sebesar 0,02%,” tambah Dwi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah menyatakan hasil rilis BPS ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemkab Beltim terutama untuk melihat kondisi perekonomian terkini di Kabupaten Beltim.

Terjadinya deflasi menurut Mathur lebih karena adanya perubahan pola perilaku masyarakat dalam mengelola keuangan untuk menghemat pengeluaran. Di mana masyarakat Beltim jauh lebih bijak dalam memanfaatkan ruang untuk pemenuhan ekonomi sehari-hari.

Masyarakat sudah mulai melakukan penghematan-penghematan, mulai dari menyediakan sendiri kebutuhan pokok, baik melalui media-media pertanian maupun perkebunan,” kata Mathur.

Namun yang lebih penting lagi menurutnya adalah bagaimana mayoritas masyarakat dapat memanfaatkan ruang dan lahan yang ada, baik untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari maupun untuk dijual kembali.

Dengan lahan petanian, baik persawahan maupun sayur mayur yang ada di Kabupaten Beltim, menurutnya kebutuhan pangan untuk Kabupaten Beltim akan bisa diproduksi sendiri.

Segala sesuatu itu kalau bisa kita hasilkan sendiri di Kabupaten Beltim ini. Karena ini akan mengurangi ketergantungan kita  dari barang luar daerah,” ujar Mathur.

Pewarta: S. Manurung

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *