Jawa Barat: Pemerintah Desa Karangwangun (Sasak) Mengadakan Hajat Besar Sedekah Bumi dan Gelar Budaya

jejakkasus.co.id, CIREBON – Pemerintah Desa (Pemdes) Karangwangun atau yang lebih dikenal Sasak yang dipimpin oleh Kuwu Taufik Islami, S.E., menggelar hajat besar yang merupakan acara rutin tahunan, yaitu Sedekah Bumi.

Tahun ini, acara Sedekah Bumi begitu meriah, karena diiringi dengan acara Gelar Budaya yang diadakan tiga hari berturut-turut, mulai hari Kamis, tanggal 19 September 2024 dengan mengadakan kegiatan Tari Topeng yang diisi oleh Remaja Remaja Desa Karangwangun yang tergabung di Karang Taruna.

Ada juga Seni Budaya Burok yang menampilkan 5 rombongan Seni Burok, yaitu Burok Kartika Nada dibawah pimpinan Kang Nanang, Seni Budaya Burok Cahaya Muda yang dipimpin oleh Kang Caya. Ada Seni Burok Gita Remaja yang dipimpin Kang Karno Bende, juga mendatangkan Seni Burok dari luar Desa Karangwangun, yaitu Seni Burok dari Desa Pakusamben.

Sedangkan untuk acara puncak, yaitu hari Sabtu tanggal 21 September 2024 dengan acara Sandiwara Jaya Baya dari Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.

Kuwu Ami mengatakan, bahwa acara Sandiwara diadakan siang malam.

Dalam sambutannya, Kuwu Ami merasa berterima kasih pada masyarakat Karangwangun yang telah ikut berpartisipasi, sehingga acara Sedekah Bumi yang merupakan wujud syukur, dan acara Gelar Budaya sebagai cara untuk melestarikan Budaya Cirebon agar tidak hilang tergerus oleh perkembangan jaman.

“Karena anak muda sekarang lebih suka menonton Doraemon maupun Pokemon,” ujar Kuwu Ami sambil tersenyum.

Kuwu Ami juga mengabarkan masa kepemimpinannya yang kurang lebih baru 9 bulan ini.

Alhamdulillah, sudah dapat Penghargaan dari Bupati berupa Desa Cantik. Apa itu Desa Cantik? Desa Cantik adalah Program Peningkatan Kompetensi Aparat Desa dalam Pengelolaan dan Data dengan membentuk Komunitas Statistik Desa, sehingga perencanaan Pembangunan akan lebih tepat sasaran,” ujar Kuwu Ami.

Menurut Kuwu Karangwangun Taufik Islami saat berbincang dengan awak media jejakkasus.co.id, bahwa momen Sedekah Bumi ini bisa juga dimasukan Unsur Budaya Lokal, agar Budaya setempat tidak hilang dan akan tetap lestari, seperti Tari Topeng juga Seni Budaya Burok.

“Makanya, saya dengan seluruh komponen masyarakat Karangwangun memasukan Seni Budaya kita agar tetap lestari,” tuturnya.

Sementara, menurut Jana yang juga sebagai RT mengatakan pada awak media.

“Bahwa Sedekah Bumi dengan diiringi Gelar Budaya baru di masa Pak Kuwu Ami. Biasanya cuma Sedekah Bumi saja, itupun diadakannya di tiap Dusun masing-masing, namun seluruh masyarakat Karangwangun merasa puas dan bangga pada Pak Kuwu Karangwangun ini,” ujarnya.

Selain itu, menurut warga yang tidak mau disebutkan namanya, ini sosok pemimpin masih muda, gagah dan cakap. Yang paling utama adalah Sifat Welas Asihnya.

“Masyarakat yang bukan Pendukung Beliau pun dirangkul, tidak dibedakan dengan Pendukungnya. Pokoknya salut dan Jempol,” pungkasnya.

Penulis: H. Indang Muzizat

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *