Jawa Barat: Kuwu Gujeg Susmaya Meriahkan Sedekah Bumi dengan Pagelaran Wayang Kulit

jejakkasus.co.id, CIREBON – Pemerintah Desa (Pemdes) Gujeg yang dipimpin oleh Kuwu/Kepala Desa (Kades) Susmaya, S.H., menggelar acara Sedekah Bumi yang dimeriahkan dengan Pagelaran Wayang Kulit bertempat di Halaman Kantor Desa Gujeg, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Senin (20/11/2023) pagi hingga malam.

Dilansir dari Uploaded by Vivolla Nadyta Putri, bahwa masyarakat yang bermata pencaharian utama Bertani sejak zaman dulu sudah berkembang. Dalam usaha bertani pada zaman sebelum Islam, mereka terikat keparcayaan Agama Nenek Moyang. Pada masa itu masyarakat percaya kepada Dewa Penguasa Bumi dan sebagainya. Mereka menganggap para Dewa itu sebagai Sesembahan.

Keyakinan atas adanya Dewa tersebut ditunjukkan dengan penyiapan Sesaji di tempat-tempat yang mereka percaya. Dengan begitu, mereka berharap terhindar dari Malapetaka Alam yang murka dan mendapatkan kemudahan mencapai hasil-hasil usahanya.

Ketika Islam masuk, Tradisi itu sangat mendapatkan perhatian. Kepercayaan akan Dewa-Dewa digantikan dengan Iman kepada Tuhan, hanya Allah  SWT yang patut di Sembah. Sesembahan kepada Dewa pada masa pra-Islam tidak dibuang sama sekali caranya, tetapi diubah Substansinya. Dalam usaha-usaha mengalihkan kepercayaan itulah terbentuk Upacara baru, Sedekah Bumi.

Upacara baru ini pertama kali dilaksanakan pada Pemerintahan Kanjeng Susuhunan Syekh Syarif Hidayatullah (1482–1568 M), tempatnya di Puser Bumi. Puser Bumi adalah sebutan untuk Pusat Kegiatan atau Pusat Pemerintahan Wali Sanga. Mengenai kedudukan Puser Bumi, ada penjelasan, bahwa setelah Sunan Ampel wafat pada 1478 M, dipindahkan dari Ampel (Jawa Timur) ke Cirebon yang letaknya di Gunung Sembung-sekarang disebut Astana Gunung Jati.

“De nika susuhan jati, hana ta sira maka purohitaning sakwehnya Dang Accaryagameslamrat jawa kulwam, mwang para wali ing jawa dwipa, muwah ta sira susuhan jati rajarsi.Susuhan jati, Adalah pimpinan para Guru Agama Islam di Jawa Barat dan pimpinan Parawali di Pulau Jawa, Beliau adalah Raja Resi (PNK oleh P. Wangsakerta 1677 M sarga IV halaman 2)”.

Sampai saat ini, Upacara Adat Sedekah Bumi, Tradisi ini dilaksanakan hampir di seluruh Desa-Desa di Cirebon, misalnya yang masih kuat melaksanakan Tradisi ini adalah Desa Gujeg yang termasuk ke dalam Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Sebagai pelaksana Sedekah Bumi, adalah Kuwu/Kepala Desa (Kades) serta Perangkat Desa berikut para Sesepuh Desa. Pelaksana Adat didukung oleh para Pemuka masyarakat dan Tokoh Agama, dan para Pemuka Adat lainnya.

Dalam hal ini, Kuwu Gujeg Susmaya mengatakan, Sedekah Bumi adalah salah satu acara Adat Tradisi yang sudah turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat Desa Gujeg yang bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki yang sudah diterima oleh masyarakat, khususnya Petani.

“Ada sisi positif yang dapat kita ambil dari kegiatan Sedekah Bumi ini. Untuk itu, semoga pada saat Panen Rendengan/Musim Penghujan nanti, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan masyarakat, khususnya Petani di Desa Gujeg bisa merasakan kenikmatan dari jerih payahnya selama ini,” harap Kuwu Susmaya kepada jejakkasus.co.id, Senin malam (20/11/2023).

Kuwu Susmaya menegaskan, akan tetap berkomitmen melestarikan Adat Tradisi yang ada dan tidak akan menghilangkan Adat Tradisi yang sudah ada.

“Saya sadar, kalau bukan kita semua yang melestarikan Adat Tradisi, maka Adat Tradisi sebagai salah satu ciri Bangsa Indonesia akan hilang terkikis waktu. Alhamdulilah, kami sejauh ini masih melaksanakan Adat Tradisi yang ada di Desa Gujeg ini, seperti Sedekah Bumi dan lainnya,” tutur Kuwu Susmaya.

Kuwu Susmaya berharap, dengan Pelestarian Adat Tradisi ini, ke depan masyarakat bisa lebih bersatu untuk bersama-sama memajukan Desa Gujeg tercinta.

Alhamdulilah, antusias warga yang mengikuti Tradisi Sedekah Bumi yang dimeriahkan dengan Pagelaran Wayang Kulit ini cukup tinggi. Ini menjadi motivasi kami untuk terus membangun dan mensejahterahkan masyarakat Desa Gujeg,” pungkasnya. (Om JK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *