Jawa Barat: Kekerasan Anak Meningkat, Wabup Minta Orang Tua Batasi Anak Bermain Gadget

jejakkasus.co.id, CIREBON – Komisi Perlindungan Anak Cirebon Raya mencatat, ada peningkatan angka kekerasan terhadap anak yang terjadi pada tahun 2021.

Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, S.E., M.Si., meminta kepada orang tua untuk mengawasi anaknya saat bermain gadget. Untuk mencegah hal tersebut kembali terjadi, para orang tua hendaknya bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak, dan jangan berikan pengasuhan anak dengan gadget.

”Karena, meningkatnya angka kekerasan anak berawal dari gadget,” kata Ayu saat Rapat Kerja daerah (Rakerda) Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Cirebon Raya di Hotel Koening Tuparev Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Minggu (23/01/2022).

Walaupun saat pandemi seperti sekarang ini, hampir seluruh siswa belajar secara online. Namun Ayu meminta kepada orang tua, untuk membatasi penggunaan gadget kepada anak.

Menurut Ayu, pada tahun 2021 kemarin tercatat sebanyak 55 kasus kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Cirebon.

“Untuk menanganinya, bukan hanya tanggungjawab Pemerintah Daerah (Pemda) saja, tapi seluruh masyarakat,” ujar Ayu.

Sementara, Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon Raya Siti Nuryani membenarkan terkait meningkatnya angka kekerasan anak di Cirebon.

Menurut Nuryani, pembelajaran secara daring membuat banyak anak terbiasa menggunakan handphone.

Berawal dari hal itulah, banyak anak-anak meniru hal yang tidak pantas, yang dilihat melalui internet.

Nuryani menyebutkan, bahkan dari 55 kasus kekerasan anak yang terjadi, 50 persen diantaranya adalah kekerasan seksual.

“Pelakunya merupakan orang dekat. Baik itu keluarga atau orang yang dikenal,” kata Nuryani.

Untuk mencegah dampak buruk dari penggunaan Ponsel, pihaknya saat ini sedang melakukan program parenting untuk siswa tingkat PAUD hingga SMP.

Parenting yang dilakukan, yaitu dengan melakukan terapi agar tidak ketergantungan dengan Ponsel.

”Untuk mencegah dampak menggunakan Ponsel dan internet, kita lakukan terapi dan edukasi untuk memanfaatkannya dengan baik,” kata Nuryani.

Selain untuk mencegah ketergantungan dengan Ponsel, pihaknya juga mengedukasi siswa untuk terhindar dari melakukan hal negatif akibat Ponsel. (Om JK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *