jejakkasus.co.id, INDRAMAYU – Kepala Biro (Kabiro) Jejak Kasus Indramayu Masroni mengutuk tindakan kekerasan kepada dua wartawan yang dilakukan sejumlah Oknum anggota Ormas di Kantor Desa Mekarwangi ,Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
“Kami mengutuk keras kepada pihak-pihak yang melakukan kekerasan fisik terhadap jurnalis,” tandasnya.
Apabila dilapangan ditemukan pelanggaran kode etik jurnalistik, atau penyalahgunaan profesi wartawan, maka sudah ada aturan mainnya sesuai UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Jika ada perselisihan akibat dari proses kerja jurnalis maupun produknya, maka selesaikan saja secara hukum yang berlaku, dan tidak melakukan penghakiman secara fisik seperti yang terjadi di Desa Mekarwangi, Kabupaten Majalengka itu.
Tindakan kekerasan terhadap dua wartawan yakni Suleman wartawan Fokus Berita Indonesia dan Warya Ayotondoan wartawan Mitra Jabar oleh sejumlah Oknum anggota Ormas. Kedua wartawan tersebut bermaksud mengkonfirmasi bahan berita kepada Kepala Desa (Kades) setempat.
Namun, keduanya dihadang oleh sejumlah Oknum anggota Ormas dan mengintegorasi kedua wartawan tersebut di Ruang Kantor Kepala Desa Mekarwangi, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Senin (28/06/2021)
Kedua wartawan tersebut mendapat perlakuan yang kurang pantas. Bahkan Soleman mendapatkan pukulan di wajahnya hingga berdarah di bagian Hidung.
Peristiwa intimidasi dan kekerasan itu terekam dalam video berdurasi 2 menit 42 detik. Dalam rekam gambar video itu, jelas kedua wartawan tersebut mendapat tekanan dan kekerasan.
Pimpinan perusahaan Fokus Berita Indonesia Mujianto membenarkan adanya tindak kekerasan yang menimpa wartawannya.
“Ya, itu yang menjadi korban tindak kekerasan adalah wartawan dari Fokus Berita Indonesia atas nama Soleman, dia diintimidasi Oknum berseragam Ormas Pemuda Pancasila (PP),” jelasnya.
Dia mengaku, masih memantau perkembangan laporan kasusnya di Polres Majalengka, Polda Jabar.
“Akibat penganiayaan dan pemukulan yang dilakukan beberapa Oknum diduga Ormas PP tersebut mengakibatkan wartawan mengalami luka dan shock,” terangnya. (Ron)