jejakkasus.co.id, CIREBON – Seiring dengan perkembangan alat dan teknologi canggih disaat seperti sekarang ini, ternyata pembuatan Busur Sumpit Tradisional masih dikerjakan sebagai keterampilan tangan di Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Busur Sumpit Tradisional, saat ini menjadi sebuah perangkat yang dipakai pada ajang pertandingan tingkat daerah khususnya, dan baru ada di wilayah Jawa Barat.
Event pertandingan yang dilaksanakan hanya setiap tahun sekali, baik tingkat umum atau dewasa dan tingkat anak-anak yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Olah Raga Propinsi Jawa Barat.
Penelusuran jejakkasus.co.id, Rabu (0610/2021) kepada seorang pensiunan PNS mantan Kepala Sekolah SDN Bima Kota Cirebon yaitu Dedi Kusmadi, S.Pd., yang menekuni bidang alat Busur Sumpit Tradisional dari bahan limbah Karet, Sandal Karet, gypsum dan Lem serta alat Gurinda kecil.
“Menjelang turnamen tahunan yang akan diselenggarakan di bulan Nopember tahun ini, banyak pesanan Busur Sumpit untuk kebutuhan para Atlit bidang Olah Raga Sumpit Tradisional bagi Atlit Kota dan Kabupaten Cirebon,” kata Dedi.
Selain sebagai pengrajin Busur Alat Sumpit, ternyata pembuatnya adalah mantan seorang Atlit Busur Sumpit dan pernah menjuarai dalam tingkat perorangan dan beregu untuk mewakili wilayah Kota Cirebon, dan menjadi kebanggaan daerah dengan perolehan Medali Emas dan Perak.
Alat Sumpit bukanlah sesuatu hal yang baru bagi penduduk asli yang tinggal di pedalaman Kalimantan dan Papua sebagai alat berburu binatang serta alat perang antar suku di waktu itu, tentunya dengan Sumpit yang lebih besar dan Busur yang lebih tajam terbuat dari bahan bambu atau kawat yang di runcing berkait diujungnya.
Ada ketentuan dalam pertandingan Sumpit Tradisionil di tingkat Jawa Barat yaitu titik jaraknya sejauh 15 meter, ukuran panjang Sumpit untuk umum atau dewasa panjang 1,75 meter dan anak anak 1,50 meter dan tiap tiap atlit hanya dibekali sebanyak 5 buah Busur.
Pemenang lomba pertandingan adalah yang terbanyak mencapai sasaran titik tengah berdasarkan jumlah angka di papan sasaran, kemudian hasilnya di hitung kumulatif yang terbesar jumlahnya.
Patut diapresiasi perlombaan yang bersifat tradisional di wilayah Jawa Barat, khususnya pengurus Atlit Kota / Kabupaten Cirebon masih menjaga kelestarian Olah Raga Sumpit sebagai sebuah aset seni budaya daerah yang perlu tetap dilestarikan keberadaan nya untuk anak dan cucu kita selanjutnya. (HS)