Jawa Barat: Desa Legok Kecamatan Lohbener Lestarikan Adat Mapag Tamba

jejakkasus.co.id, INDRAMAYU – Salah satu Tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun sebagai salah satu Warisan Leluhur yang hingga kini terus dilestarikan, khusunya masyarakat Desa yang mayoritas warganya sebagai Petani, yaitu Mapag Tamba.

Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Legok, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa barat (Jabar), Kamis (09/04/2025).

Kuwu Desa Legok Arih Jahari bersama sejumlah Perangkat Desa dan para Petani mengelilingi Desa dengan membawa Batang Bambu yang berisi Air Tambah atau Air Obat yang berasal dari 9 Mata Air.

“Mapag Tamba adalah salah satu bagian dari rangkaian Budaya Agrari pada Kalender Tani di Desa-desa, khususnya Indramayu. Dimulai dari Sedekah Bumi, Mapag Tamba dan ditutup dengan Mapag Sri yang sudah ada sejak jaman dulu,” ujarnya.

Arih menambahkan, Tradisi Mapag Tamba merupakan Ritual yang dilakukan setelah Tanaman Padi berumur 40 hari setelah masa Tanam. Dan Mapag Tamba juga bisa disebut Tolak Bala.

“Dalam hal menjalankan setiap tahun, Mapag Tamba sebagai Adat Budaya serta Tradisi di Desa kami, maka besar harapan saya sebagai Kuwu mendapatkan hasil maksimal dan sesuai harapan para Petani di Desa kami dan terhindar dari Hama penyakit,” kata Kuwu Arih.

Lebih lanjut, orang nomer satu di Desa Legok menceritakan, pada prosesi Mapag Tamba yang dilakukan, setiap Perangkat Desa membawa Bilah Bambu yang diisi Air dari 9 Mata Air. Pada umumnya, masyarakat menyebutnya dengan Air Suci, yang sebelumnya diambil dari Sumur Tua termasuk Air Laut.

Lanjutnya, sejumlah Perangkat Desa yang bertugas membawa Air Tamba/Air Suci dibagi beberapa kelompok dan disebar ke berbagai penjuru Desa. Masing-masing kelompok akan berjalan dengan menempuh jarak yang sebelumnya telah ditentukan secara bersama-sama, sampai seluruh Desa, khususnya Areal Pesawahan terkeilingi semua.

“Air dalam Bilah/Batang Bambu dibawa Pamong Desa atau disebut Wadiyabala Nibakena Tamba, dan selama prosesi berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan tidak boleh menengok kebelakang, adat Desa Legok Mapag Tamba Nuju Subur Petani Makmur,” sambungnya.

“Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Yaitu sebagai ucap syukur, sekaligus memohon doa keselamatan bagi warga termasuk untuk Tanaman Padi para Petani jauh dari Hama dan bencana supaya Pertaniannya berhasil,” terangnya.

“Mari kita jaga dan lestarikan adat serta Budaya yang sudah ada turun temurun, agar Anak Cucu kita bisa merasakan Adat, Budaya dan kearifan lokal yang ada,” pungkasnya. (Ron)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *