jejakkasus.co.id, CIREBON – Intensitas hujan yang sangat tinggi membuat Sungai Ciberes meluap mengakibatkan banjir, air menggenangi rumah warga dibeberapa desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
Pantauan jejakkasus.co.id, ketinggian air bervariasi, dari 10 sentimeter hingga 100 sentimeter, Sabtu (22/01/ 2022) sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
Banjir yang paling parah terjadi di Desa Ciuyah, Karangsari, Gunungsari dan Cibogo, ketinggian air di Desa Gunungsari dan Cibogo kurang lebih mencapai pundak orang dewasa.
Banjir juga menggenangi sebagian Desa Cisaat, Kecamatan Waled, namun tidak separah seperti di Desa Karangsari dan Desa Gunungsari.
“Banjir di Desa Cisaat hanya sebatas Lutut orang dewasa, dan yang masuk ke rumah penduduk hanya sampai Tumit Kaki orang dewasa. Namun itu semua sangat menyusahkan dan menyedihkan,” kata Sri Rahayu yang rumahnya tergenang air.
Sementara, menurut Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Cepat Tanggap Alex Suheriyawan, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengakibatkan Sungai Ciberes meluap pada 22 Januari 2022 dini hari. Imbasnya, tiga desa di Kecamatan Waled terdampak banjir.
Banjir di wilayah Kecamatan Waled itu merendam Desa Mekarsari, Gunungsari dan Ciuyah. Total sekitar seribuan rumah terdampak.
“Penyebabnya, dari intensitas hujan tinggi sehingga terjadi luapan Sungai Ciberes. Yang terdampak banjir yakni di Desa Mekarsari sebanyak 469 rumah, Gunungsari sebanyak 350 rumah, dan Ciuyah sebanyak 259 rumah,” kata Alex kepada jejakkasus.co.id, Sabtu (22/1/2022).
Alex mengaku, telah mengevakuasi masyarakat yang terdampak, utamanya kelompok Lansia dan Balita, sedangkan puluhan masyarakat yang terdampak memilih mengungsi.
“Di pengungsian saat ini ada 62 jiwa. Kita masih lakukan asesmen penangan kedaruratan,” kata Alex.
Alex menambahkan, pihaknya telah menggelontorkan sejumlah bantuan seperti Selimut, Matras, makanan siap saji dan kebutuhan lainnya. Hasil asesmen akan langsung dilaporkan ke pihak terkait lainnya.
“Assesmen ini bisa menjadi referensi pihak-pihak dalam menangani paska kedaruratan,” jelas Alex.
Pada umumnya, warga masyarakat desa di Kecamatan Waled yang terkena banjir berharap pada Pemerintah Kabupaten Cirebon agar lebih apik menata Sungai, dengan cara dikeruk, dan pengerukan itu berlanjut setiap dua tahun sekali agar banjir tidak terjadi separah ini. (H. Indang JK)