• Foto: Petugas KAI saat di lokasi Girder Flyover Bantaian yang Roboh
jejakkasus.co.id, MUARA ENIM – Kejadian robohnya ‘Girder Flyover’ Bantaian di desa Panang Jaya kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim renggut nyawa satu petugas proyek hingga merusak rumah warga akibat robohnya konstruksi bangunan, Kamis (7/3/2023).
Selain itu, juga menimpa gerbong kereta api Babaranjang yang tengah melintas, dan mengakibatkan jalur yang menghubungkan Palembang – Prabumulih – Muara Enim pun lumpuh.
Informasi dihimpun, pekerja yang tewas, Edi Saputra (32) warga Palembang, sedangkan lainnya mengalami luka serius di antaranya Fadli (35) asal Sumenep Madura Jawa Timur mengalami luka pecah bibir dan gigi patah, Wahyudin (34) asal Makasar mengalami luka pada kaki kanan lecet, dada memar tangan kanan lecet.
Kemudian Resto (37) asal Makasar mengalami luka serius dan dirujuk perawatan medisnya di RSUD dr HM Rabain Muara Enim. Untuk kelima orang lainnya Mufaridin (37), Tegar (23) Edi Setiawan (21), M Budi (51)dan M Hidayat (51) mengalami luka berat harus dilarikan ke Puskesmas Gunung Megang untuk mendapat pertolongan medis, setelah mendapatkan penanganan awal, kelimanya langsung dirujuk ke RSUD Prabumulih dan menurut informasi sudah ada 2 orang yang meninggal dunia
Menurut Keterangan Epriansyah (50) Warga Panang Jaya yang kebetulan sedang bertugas lalulintas perlintasan di lapangan penyebab robohnya Girder Flyover Bantaian.
“Sebelum kejadian para pekerja hendak melakukan pemasangan balok girder flyover perlintasan kereta api Bantalan, namun proses pemasangan balok girder flyover tersebut kereta api batubara Babaranjang melaju dari arah Prabumulih menuju Muara Enim melintas, hingga tiba-tiba electric launcher mengangkut balok girder flyover langsung roboh di sisi kanan dan langsung ambruk mengenai 5 gerbong langsung keluar rel,” jelasnya.
Akibat dari peristiwa itu juga tiga rumah warga mengalami rusak berat lantaran imbas dari insiden itu, tiga rumah milik warga mengalami rusak berat, beruntung kala kejadian penghuninya tak berada di tempat.
Selain itu, perlintasan Bantalan mengalami kemacetan lantaran tertutup gerbong Kereta Api Babaranjang. Dalam evakuasi gerbong yang menghalangi ruas jalan nasional memakan waktu 2,5 jam akhir gerbong barhasil dievakuasi.
Sementara, PPK Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Surya Perdana menyebutkan kejadian tersebut diduga terjadi miskomunikasi antara electric launcher terlalu cepat mengangkat sehingga terjadi tidak keseimbangan berpengaruh pada launcher hingga terguling ketanah.
“Yang jelas kita mengevakuasi electric launcher secepatnya agar arus kereta normal dan arus lalu lintas lancar. Untuk korban satu dari pihak electric launcher meninggal dan enam luka-luka serius selebihnya luka ringan,” ungkapnya.
Sementara, Kapolres Muara Enim AKBP Jhoni Eka Putra, mengatakan untuk korban telah dilarikan ke rumah sakit Rabain dan Puskesmas Gunung Megang. Sedang mengenai penyebab terjadi kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
“Masih dalam penyelidikan dan sudah anggota di lapangan,” terangnya.
Terpisah, Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang, Aida Suryanti mengatakan pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas terganggunya pelayanan operasional kereta api akibat robohnya pemasangan girder pada pembangunan jembatan fly over di perlintasan Bantaian petak jalan Gunung Megang- Penanggiran Kabupaten Muara Enim.
“Jalur KA untuk sementara tidak dapat dilalui akibat kejadian tersebut. KAI saat ini sedang berusaha melakukan upaya evakuasi rangkaian KA Babaranjang. Dimana, Upaya selanjutnya dari KAI adalah melakukan upaya evakuasi rangkaian kereta api dan perbaikan jalur rel yang mengalami kerusakan,” pungkasnya.
Sementara itu , M. Ali Alfarizi, S.T., Ketua Organisasi angkutan darat Kabupaten Muara Enim (ORGANDA) dirinya sangat menyayangkan, atas terjadinya peristiwa robohnya flyover Bantaian ini.
“Banyak pihak yang dirugikan terutama PT KAI yang mengangkut batubara dari Tanjung Enim ke Lampung, juga macetnya arus lalu lintas di jalan Prabumulih Muara Enim akibat kejadian itu,” ujar M. Ali Alfarizi saat di lokasi robohnya flyover itu .
“Sebab karena diduga kelalaian dari pihak PT yang mengerjakan proyek itu. Juga selama ini tidak tidak adanya koordinasi dengan Organda padahal flyover itu bakal digunakan untuk angkutan darat yang melintas di Kabupaten Muara Enim karena Organda adalah Organisasi Angkutan Darat wajib memantau perkembangan yang berkaitan dengan angkutan darat,” pungkasnya.
Jurnalis: Eko / Agus.PS
Redaksi | © Jejak Kasus | Editor: Fauzy