jejakkasus.co.id, BELITUNG – Desas Desus PLTU Suge yang terletak di Kecamatan Badau ini akan menggunakan Kayu Bakar sebagai pengganti Batubara, dibeberkan oleh Amri yang menjabat Bagian Umum tepatnya di Area PLTU Suge pada Senin (4/3/2024).
Ditemui di Ruang Pos Satpam, Amri Pejabat Bagian Umum PLTU Suge menjelaskan kepada 4 orang Awak Media untuk mengkonfirmasi, bahwa adanya informasi Pemasok Kayu Bakar yang akan digunakan sebagai Bahan Bakar Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Pria yang sudah bertugas selama 7 tahun di PLTU Suge ini mengatakan, sampai saat ini belum ada yang memasoknya.
“Karena ini tidak mudah dan perlu pengkajian yang serius, baik asal-usul Kayu, jenis Kayu maupun Administrasi Kontrak dan Perjanjian dengan pihak ketiga” katanya.
Amri mengatakan, bahwa PLTU hanya sebagai penerima manfaat, sedangkan seluruh urusan perjanjian adalah dari PLN EPI Pusat dengan pihak ketiga.
“Semuanya ada Standarisasi, baik jenis Kayu dan Diameternya, pokoknya tidak bisa sembarangan, kami sangat takut apalagi nanti Kayu-kayu tersebut berasal dari Hutan Lindung atau semua jenis Kawasan, karena dalam hitungan kebutuhan rasanya ini sangat besar dan kemungkinan Hutan di Belitung tidak akan cukup dan tidak terpenuhi, makanya harus disiapkan Hutan Tanaman Industri,” ujarnya.
“Saat ini, PLTU masih menggunakan Batubara yang didatangkan dari Palembang dan Jambi melalui Pelabuhan Tanjung Ru. Dibutuhkan sebanyak 70 Ton setiap harinya untuk menghasilkan Listrik Power Services 2×16,5 MW untuk Suplay ke seluruh Pulau Belitung melalui Penyulang Dukong,” tutur Amri.
Pada kesempatan tersebut, saat Media menanyakan, apakah dalam waktu jangka panjang penggunaan Bahan Kayu akan cukup, mengingat luas Hutan di Belitung tidak terlalu luas dan berada dalam Hutan Kawasan.
“Itu sudah pasti tidak mencukupi dan perlu persiapan sekitar sepuluh tahun untuk Lahan Penanaman Pohon, jelas Amri.
Sementara itu, berkaitan dengan rencana digunakannya Kayu Bakar di PLTU Suge, saat dikonfirmasi melalui Handphonenya pihak CV Tiara Anugerah Lestari (TAL) melalui Albert Chandra perwakilannya yang beralamat di Dusun Suge Desa Pegantungan menjelaskan, bahwa Kayu-kayu yang saat ini sudah dikelola bersumber dari Kebun masyarakat sekitar.
Menurutnya, daripada dibakar atau dibuang saat mereka membuka Lahan Perkebunan lebih baik dijual biar ada nilai ekonomisnya.
“Jenis Kayu yang diterima adalah sembarang Kayu, terkecuali Pohon Sawit, Kelapa dan Kapuk. Kayu akan kita cacah menggunakan Alat Penghancur Kayu yang kita miliki dengan mempekerjakan lima orang Karyawan yang merupakan masyarakat setempat, seorang Operator dan saya sendiri,” ungkapnya.
“Seluruh Cacahan Kayu nantinya akan kita campur dengan Batubara yang saat ini mereka gunakan, namun ini masih akan melalui proses uji coba, apakah nanti bisa digunakan atau tidak, karena jangan sampai mempengaruhi hasil pembakaran,” terangnya.
“Saat ini sudah ada stock sekitar 200 ton dari bulan Desember 2023 sampai saat ini yang tidak jauh dari lingkungan PLTU Suge yang kita cacah dan siap dimasukkan ke PLTU. Kalau Perizinan dan kontrak kita dengan PLN EPI (Energi Primer Indonesia) sudah rampung,” pungkasnya. (MR/tim).