jejakkasus.co.id, CIREBON – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon Mohamad Luthfi akhirnya menyerang balik statement Ketua KONI Hengky Choernia yang menilai Luthfi hanya Omong Doang (Omdo), hanya bisa berbicara tanpa memberi solusi terkait prestasi Olahraga di daerahnya.
Menurut Luthfi, jika berbicara prestasi tidak hanya melulu soal anggaran yang harus dibesarkan untuk Olahraga. Sebab, banyak daerah lain yang anggarannya kecil, saat Porprov Jabar peringkatnya jauh lebih baik dari Kabupaten Cirebon.
“Prestasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah anggaran yang disediakan Pemerintah Daerah (Pemda). Ada beberapa kunci untuk suksesnya prestasi Olahraga,” kata Luthfi, Rabu (30/11/2022).
Luthfi menjelaskan, pertama, ada kompetisi rutin. Kedua, ada kegiatan pembinaan berkelanjutan. Mulai dari anak usia dini sampai remaja. Semua itu perlu dievaluasi, jangan saling menyalahkan.
Menurut Luthfi, semua punya peran. Pihaknya di pemerintahan, bekerja sesuai dengan Tupoksinya.
“Kami di DPRD berbagi peran dengan eksekutif. Tapi pelaksana operasional yang diberi kewenangan untuk membina kegiatan Olahraga ada di Dispora. Bersama KONI dan Klub dari masing-masing Cabang Olahraga (Cabor),” kata Luthfi
Lanjut Luthfi, semua itu perlu untuk saling bersinergi. Dan mengingatkan beberapa pihak yang mendewakan anggaran terkait prestasi Olahraga.
“Kalau cuma soal anggaran, Garut, anggarannya cuma Rp 4,4 miliar. Jauh di bawah kita. Mereka mampu bertengger di urutan ranking 11 saat Porprov Jabar kemaren,” ungkap Luthfi.
Lanjut Luthfi, kemudian Kabupaten Kuningan, hanya diberikan anggaran Rp 6,5 miliar. Tapi bisa menorehkan prestasi mentereng. Rankingnya di urutan ke 12 dengan 22 Medali Emas yang berhasil disumbangkan. Berada jauh di atas Kabupaten Cirebon yang hanya bisa menyumbangkan 8 Medali Emas.
“Padahal, Kabupaten Cirebon jumlah anggarannya jauh lebih besar dibandingkan Kuningan dan Garut. Nilainya sebesar Rp 8 miliar. Harusnya kita yang Rp 8 miliar itu bisa lebih baik. Kalau membandingkan dengan Bekasi yang nilainya di atas Rp 70 miliar ya wajar, karena dia tuan rumah,” ungkap Luthfi.
Luthfi membandingkan, sementara Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Garut bukan tuan rumah. Artinya, dilihat dari fakta tersebut, anggaran itu tidak menjadi segalanya.
Luthfi pun membenarkan, bahwa anggaran yang memadai akan mempermudah proses pembinaan dan kompetisi berkelanjutan. Tapi, penekanannya, anggaran itu bukan segalanya.
“Saya kira, kita perlu inovasi dan perbaikan sistem pembinaan. Ini yang perlu di evaluasi bersama,” kata Luthfi.
Terkait persoalan ini, Bupati Cirebon sendiri, H Imron sudah menyatakan statementnya ke publik, Dispora dan KONI akan dievaluasi pasca jebloknya torehan prestasi Olahraga di Porprov Jabar.
Begitu juga sebaliknya, Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon sudah menjadwalkan Desember nanti, KONI dan Dispora akan dipanggil dalam Rapat Komisi.
Menurut Luthfi, itu bagus. Akan jauh lebih baik ketika dilakukan evaluasi besar-besaran dan disatukan.
“Harus disatukan. Dan kita harus sering melakukan coffe morning,” kata Luthfi sembari tertawa.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon Hengky Choernia angkat bicara soal kritik pedas Ketua DPRD Moh. Luthfi yang menilai hasil Porprov Jabar mengecewakan dan prestasi Olahraga di daerahnya jauh dari kata membanggakan.
Hengky pun menyematkan istilah untuk Luthfi sebagai NATO (no action talk only) atau yang berarti tidak ada tindakan, hanya omong saja.
Hengky juga meminta agar Ketua DPRD Kabupaten Cirebon ini jangan mencari Panggung Politik di Olahraga.
“Ketua DPRD ini ya NATO, no action talk only. Jangan kritiknya saja dong, tapi action dan support untuk Olahraganya bagaimana? Sudahlah, Luthfi jangan mencari Panggung Politik di Olahraga,” pungkasnya. (Sumber: KC)