Jawa Barat: Jelang Panen Padi, Pemdes Panguragan Wetan Lestarikan Adat Tradisi Mapag Sri

jejakkasus.co.id, CIREBON – Pemerintah Desa (Pemdes) Panguragan Wetan lestarikan Adat Istiadat menjelang Panen Padi, menggelar Ritual Adat Upacara Mapag Sri dengan mengadakan Pagelaran Seni Tradisional Wayang Kulit bertempat di Balai Desa Panguragn Wetan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Senin (28/3/2022).

Ritual Adat Upacara Mapag Sri ini dilakukan setiap tahun. Arti kata Mapag dalam bahasa Indonesia adalah menjemput, sedangkan Sri adalah representasi dari Dewi Sri simbol dari Tanaman Padi.

Jadi, Mapag Sri dapat diartikan sebagai menjemput Padi, atau menyambut masa Panen Padi. Selain itu, juga bentuk penghormatan bagi para Petani dan masyarakat sekitar kepada Tanaman Padi sebagai sumber makanan pokok sehari-hari.

Dalam Mitos yang berkembang di masyarakat, Mapag Sri dan sosok Dewi Sri adalah dua hal yang sudah tidak asing lagi di Telinga masyarakat Jawa Barat. Dewi Sri merupakan simbol dari Tanaman Padi, sedangkan Mapag Sri adalah Pesta Panen Padi yang biasa dilaksanakan saat menjelang Panen Padi.

Kuwu/Kepala Desa (Kades) Panguragan Wetan Ali Zainal Abidin mengatakan, kegiatan Mapag Sri adalah salah satu Tradisi yang sudah turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat desa, sehingga patut dilestarikan. Selain itu, Tradisi Mapag Sri ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki yang diterima oleh masyarakat melalui hasil Panen Padi nanti

“Antusias warga untuk mengikuti Tradisi Mapag Sri ini cukup tinggi, ini menjadi motivasi kami untuk terus membangun Desa Panguragan Wetan. Semoga, hasil Panen Raya nanti Padi-nya melimpah, dan masyarakat bisa merasakan kenikmatan dari jerih payahnya selama ini,” ujar Ali kepada jejakkasus.co.id, Senin (28/3/2022).

Ali menegaskan, akan tetap berkomitmen untuk melestarikan, dan tidak akan menghilangkan Adat Tradisi yang sudah ada. Karena, Mapag Sri sebagai salah satu Adat Tradisi kekayaan Bangsa Indonesia jangan sampai hilang terkikis waktu.

Alhamdulillah, kami sejauh ini masih menjunjung Adat Istiadat, seperti Tradisi Kandangan dan Tradisi lainnya. Dengan melestarikan Adat Istiadat ini, ke depan masyarakat Panguragan Wetan bisa lebih bersatu untuk bersama-sama memajukan Desa Panguragan Wetan tercinta,” pungkasnya. (Om JK)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *