Jawa Barat: Hari ini, Ketua dan Pengurus PWI Cirebon Dilantik

jejakkasus.co.id, CIREBON – Pelantikan Ketua dan Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cirebon Masa Bakti periode 2021-2024 dilaksanakan pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2022, bertempat di salah satu Hotel di Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Rabu (16/03/2022).

Dalam pelaksanaannya, Ketua PWI Jawa Barat H. Hilman Hidayat melantik Ketua PWI Cirebon terpilih Muhammad Alif Santosa, S.H., bersama jajaran Pengurus PWI Cirebon periode 2021-2024.

Hadir Wali Kota Cirebon Drs. H. Nashrudin Azis, S.H., beserta Wakil Wali Kota Dra. Hj. Eti Herawati., Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi, Kapolres Cirebon Kota AKBP M. Fahri Siregar, S.H., S.I.K., M.H., Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati, Bupati Cirebon Drs. H. Imron, Rosyadi, M.Ag., Kapolresta Cirebon Kombes Pol. Arif Budiman, S.H., S.I.K., M.H., jajaran Unsur Forkopimda dari Kota dan Kabupaten Cirebon, Owner Jasa Prima Group juga Pemimpin Redaksi Media Nasional Jejak Kasus Hj. Ratu Ayu Suhartini, S.E., M.M., dan para Pemimpin Redaksi dan wartawan media baik cetak maupun online, perwakilan Keraton Kanoman, Tokoh Masyarakat serta tamu undangan lainnya.

Alif mengatakan, PWI adalah representasi dari eksistensi dan aspirasi wartawan. PWI adalah panggung teman-teman wartawan berekspresi.

Karenanya, semangat kami adalah semangat solidaritas, semangat profesionalitas, peduli dan berkontribusi membangun daerah dengan semangat kolaborasi.

Lanjut Alif, dalam HPN 2022 ini PWI Cirebon mengusung tema “Kemanusiaan Melampaui Berita”. Tiga kata itu bagi PWI Cirebon adalah intisari dari jurnalisme kemanusiaan.

“Jurnalisme yang dibangun dengan rasa kemanusiaan. Memposisikan nilai-nilai etik manusia pada level tertinggi. Jurnalisme kemanusiaan membangun rasa optimisme, memberi kabar baik, harapan, kebahagiaan, kepedulian terhadap sesama, dan nilai-nilai positif lainnya. Jurnalisme kemanusiaan mengajak manusia bersikap bijak menghadapi berbagai persoalan,” jelas Alif.

Menurut Alif, dalam jurnalisme kemanusiaan, wartawan tak hanya menghimpun informasi lengkap mengenai peristiwa kekinian, juga membawa visi kemanusiaan. Wartawan sadar betul setiap berita memiliki dampak. Karenanya, berita yang disajikan harus mengandung nilai manfaat bagi pembacanya.

“Jurnalisme kemanusiaan tidak menakuti-nakuti. Tidak membuat pembacanya menjadi resah. Tidak mempertontonkan kesadisan, kekerasan dan memecah belah. Jurnalisme kemanusiaan tidak membangkitkan sentimen SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan),” tegas Alif.

Lebih lanjut Alif menjelaskan, produk jurnalistik bisa mempengaruhi pola pikir manusia. Bisa membuat seseorang menjadi emosi, senang, sedih dan berbagai macam perasaan lain.

“Karena itu, produk jurnalistik memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan. Apalagi, semua informasi di era tranformasi digital, kini mudah diakses dengan cepat dan mudah oleh masyarakat,” kata Alif.

“Untuk itu, wartawan harus hadir sebagai pendekar informasi dengan pola jurnalisme kemanusiaan. Wartawan hadir menertibkan kekacauan informasi demi membangun nilai-nilai kemanusiaan,” pungkas Alif. (Om JK/Red)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *