Jawa Tengah: Diduga Proyek Jalan Usaha Tani Kubangjero Tidak Sesuai RAB

jejakkasus.co.id, BREBES – Proyek Dinas Pertanian pembangunan rabat beton di Desa Kubangjero, diduga Keras dan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan  Bestek (Peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek), karena dalam pelaksanaan pembangunan tersebut manual memakai molen ukuran besar.

Tetapi dalam campuran semen satu molen hanya menggunakan setengah sak semen, sedangkan pada umumnya harus satu sak semen, hal tersebut akan mempengaruhi kualitas bangunan.

Selain itu, di lokasi pengerjaan tidak terdapat papan informasi, sehingga terkesan pembangunan tersebut tidak transparan kepada warga masyarakat desa Kubangjero, khususnya kelompok tani setempat.

Rusdi selaku Ketua Gapoktan Desa Kubangjero menuturkan kepada awak media Jejak Kasus bahwa, “pengajuan jalan Usaha Tani tersebut kurang lebihnya sudah direncanakan 5 tahun lalu, tapi sekarang baru di realisasikan oleh CV. Bintang Banjar Bersinar punya pak Gani, tapi diduga keras pekerjaan tersebut disubkan sama Tarwo orang Desa Nambo Banjar Harjo dengan anggaran sebesar Rp 90 juta.

Untuk pengerjaan rabat beton dengan volume panjang 300 cm lebar 140 cm tebal 15 cm itu kata ibu Yani selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Banjarharjo,” tutur Rusdi saat di konfirmasi di kediamannya.

Lanjut Rusdi, “saya juga selaku ketua Gapoktan tidak dilibatkan sama sekali boro-boro di tawari untuk bekerja, sebagai pengawas juga tidak, itu semua amburadul  pekerjaannya” tambahnya, Selasa (27/07/2021).

Dari laporan tersebut, tim media Jejak Kasus langsung menuju ke lokasi pengerjaan proyek jalan Usaha Tani untuk melakukan investigasi, dan ternyata benar apa yang di tuturkan warga masyarakat Kubangjero bahwa, yang satu molen hanya menggunakan setengah sak semen dan pasirnya pun masih bercampur kerikil tidak di ayak terlebih dahulu.

Pada saat di lokasi proyek, tim Jejak Kasus berhasil mewawancara salah satu pekerja yang berada di tempat tersebut, diantaranya kami menanyakan perihal siapa penanggungjawab proyek tersebut, ia menjawab, “tidak tahu,” ucapnya seakan-akan proyek siluman.

Banyaknya penyimpangan yang terjadi membuat para pekerja terkesan ikut menutup-nutupi. Mohon kepada instansi terkait terutama Dinas Pertanian agar dilakukan penindakan tegas dan pengawasan ketat. (SDK/ tim ed.FZY)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *