PAGAR ALAM- JK. Nenek Yahuwa adalah salah satu yang menjadi tulang punggung 2 (dua) orang anaknya yang menderita gangguan jiwa. Nenek Yahuwa ini tinggal di Desa Bangun Rejo, Kelurahan Bangun Rejo, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera-Selatan.
Satu keluarga miskin di Kota PagarAlam, Sumatera Selatan ini mengeluhkan minimnya bantuan dampak pandemi Virus Corona (Covid-19), selama pandemi Virus Corona (Covid-19) ini keluarganya hanya satu kali menerima bantuan berupa Beras sebanyak 5 kg, 1 kg Tepung Terigu dan 1 kg Minyak Goreng.
Hal itu tak cukup meringankan bebannya yang menghidupi 2 (dua) orang anak dan 2 (dua) orang cucu. Rumah yang ia tempati sekarang ini pun sudah mulai lapuk dan tak layak dihuni.
Yahuwa, Nenek berusia 74 tahun yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga sejak suaminya meninggal 6 tahun yang lalu kini tinggal dirumah tak layak huni bersama 2 (dua) anaknya yang mengalami gangguan jiwa, serta 2 (dua) orang cucunya yang tinggal di Desa Bangun Rejo.
Minimnya bantuan dari Pemerintah membuat Lansia ini terpaksa mencari nafkah dengan bekerja sebagai Buruh Harian tidak tetap di Kebun tetangga dengan upah 40 ribu rupiah perhari.
Kesulitan ekonomi sekarang ini membuat Lansia ini merasa terpuruk, anaknya yang mengalami gangguan jiwa tak mampu ia ajak untuk berobat, ia berharap ada bantuan dari pihak Pemerintah untuk memperbaiki rumah serta mengobati anaknya.
Menurut Suherlianto, Ketua RT 04, Kelurahan Bangun Rejo, Kecamatan Pagar Alam Utara, semenjak suami Yahuwa meninggal dunia, beban hidup Lansia ini semakin berat.
“Untuk menghidupi 2 (dua) orang anak dan 2 (dua) orang cucunya ia bekerja sebagai Buruh Harian tidak tetap di Kebun tetangga dengan penghasilan 40 ribu rupiah perhari,” tuturnya.
Jika, lanjut Suherlianto, tidak ada tawaran kerja dari tetangga untuk membersihkan Kebun, ia terpaksa berdiam diri dirumah dengan kondisi serba kekurangan. 2 (dua) orang anaknya tak bisa membantu ia bekerja karena sejak kecil mengalami gangguan jiwa, rumah yang ia tempati pun kondisinya kini sudah tidak layak lagi dihuni.
Ia mengatakan, beberapa tahun yang lalu pernah diusulkan agar rumah Lansia ini diperbaiki, namun sampai saat ini belum ada respon dari pihak Pemerintah, bantuan Covid-19 pun tergolong minim, keluarga ini hanya satu kali menerima bantuan berupa Beras 5 kg, Tepung dan Minyak Goreng 1 kg. Ia berharap keluarga ini mendapat perhatian khusus, karena kondisinya sangat memprihatinkan.” Ungkapnya.
Sementara itu, menurut Dewi tetangga Yahuwa, kondisi keluarga Lansia ini memang tergolong memprihatinkan, selain kekurangan secara ekonomi anaknya pun mengalami gangguan kejiwaan, terpaksa yang mencari nafkah hanya ia sendiri meski usianya sudah lanjut. Ia bekerja di Kebun tetangga sebagai Buruh pembersih Rumput, itu pun tidak rutin setiap hari,” terangnya. (Edo)